Dikatakan Bara Suwardi seorang warga Natar bahwa kondisi penerangan di sepanjang jalisum sangat buruk, jalan terlihat gelap, walaupun sudah terpasang lampu jalan tetapi fasilitas tersebut tidak menyala, sehingga fasilitas umum tersebut dinilai mubajir.
"Akibat kondisi lampu jalan yang mati tersebut sekarang sering terjadi pembegalan, kecelakan lalulintas, serta penjambretan dan kejahatan jalanan lainnya, kita kan bayar untuk listriknya setiap bulan dua persen dari total pembayaran rekening listrik kita kan untuk mendanai fasilitas umum ini tapi kenapa tidak difungsikan," katanya Rabu (25/3).
Ayah tiga anak ini mengharapkan agar pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat, agar tiang yang sudah ada dapat segera ditingkatkan, sehingga bila penerangan jalan membaik maka hal seperti kecelakan lalulintas serya kejahatan jalanan dapat di minimalisir.
" Fasilitas umum memang harus dipenuhi oleh pihak pemerintah alasannya karna Natar merupakan wilayah yang potensial untuk dunia usaha, serta dapat menurunkan angka kejahatan serta kecelakakan," diungkapkan pengusaha panglong kayu ini.
Menurut pantawan dilokasi memang di sepanjang jalisum dari Haji mena Kecamatan Natar Lamsel, hingga Bumi Agung kecamatan Tegineneg pesawaran memang minim penerangan, hanya ada beberapa tiang lampu yang menghiasi jalan sepanjang dua puluh tiga kilo meter tersebut, padahal ada beberapa wilayah yang rawan tindak kejahatan seperti di Desa Natar tepatnya diareal pekebunan sawit sepanjang dua kilo meter, serta perkebunan sawit Di Desa Branti sepanjang satu kilo tepatnya di depan Bandara Radenintan, juga jalan berlubang serta tidak rata disekitar Dusun Batuceper Branti dan Sukarame Desa Haduyang (Tri).
Keterangan gambar : kondisi tiang lapu penerangan jalan, di sepanjang jalisum yang tak berfungsi dan mubajir Di Kecamatan Natar Lamsel.
Dikirim melalui BlackBerry® dari 3 – Jaringan GSM-Mu
