Ruang redaksi : Antara Wanita Malaikat Dan Tuhan

Iklan

Ruang redaksi : Antara Wanita Malaikat Dan Tuhan

Redaksi
Rabu, Mei 18, 2016 | 20:38 WIB 0 Views Last Updated 2016-05-18T13:38:43Z

Suaralampung.Com. Para pembaca sekalian mungkin sebagian besar sangat mengenal mahluk yang disebut wanita, pertannyaannya yakinkah anda sudah mengenal Sosok wanita ?... Atau mungkin dirianda adalah wanita pertannyannya juga sama apakah dirianda sudah mengenal sosok dirianda sendiri ?... Bila belum ada baiknya anda menyimak artikel ini, mungkin setelah membacanya anda akan sedikit memiliki tambahan pengetahuan atau pemahaman tentang sosok yang disebut wanita. Selamat menyimak.

Ketika Tuhan menciptakan wanita, Malaikat datang dan bertanya,
"Mengapa begitu lama menciptakan Wanita, Tuhan?"

Tuhan menjawab,
"Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk Wanita? Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan."

Malaikat menjawab dan takjub,
"Hanya dengan dua tangan? Tidak mungkin!"

Tuhan menjawab,
"Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari."

Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
"Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lemah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?"

Tuhan menjawab,
"Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata."

"Untuk apa?" tanya Malaikat.

Tuhan melanjutkan,
"Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita. Masih banyak yang lain,"

"Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan."

"Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran."

"Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka."

"Cintanya tak bersyarat. Hanya ada satu yang kurang dari wanita, dia sering lupa betapa berharganya dia ..."
(Mas Yudi)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ruang redaksi : Antara Wanita Malaikat Dan Tuhan

Trending Now

Iklan

iklan