Suaralampung.com. Pada 11 November 2016, di Pekon Sukamulya Kec. Banyumas Kab. Pringsewu. Suherman SE (Ketua DPD II Golkar Pringsewu/Ketua Fraksi Partai Golkar Pringsewu) mengemukakan :
Tidak ada masalah dengan unjuk rasa, karena hal tersebut hak segala bangsa dan sudah di atur dalam undang undang tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, namun menyampaikan pendapat harus mematuhi aturan-aturan yang di kandung dalam undang-undang tersebut. Penyampaian aspirasi harus sopan dan santun, tidak brutal atau anarkis, tidak merugikan orang lain.
Secara pribadi, unjuk rasa tidak perlu terjadi, karena masalah tersebut sudah di tangani oleh pihak yang berwajib, tinggalmenunggu hasilnya, biarkan penegak hukum bekerja.
Kalau toh harus minta maaf, maaf yang bagaimana ? kan pak Ahok juga sudah minta maaf. Sebagaimana yang sudah dilakukan bukan hanya di media masa, bahkan di media elektronik juga ada permintaan maaf dari Ahok.
Menghimbau masyarakat jangan buat memsuasana menjadi makin gaduh, Jakarta menjelang pemilukada, yg kita harapkan bisa sukses, Jakarta sebagai Ibukota negara, pengaruhnya cukup luar biasa untuk daerah-daerah di seluruh Indonesia, kalau masalah ada tidaknya pengaruh politik praktis terkait aksi 4 NJovember tidak berani menyatakan iya atau tidak, yang lebih jelasnya aksi 4 November secara tidak langsung memang menurunkan kredibilitas Ahok sebagai calon gubernur tetapi kembali lagi aksi kemarin kebanyakan peserta dari luar Jakarta dan penduduk Jakarta sendiri malah kurang minatnya.
Turunnya para ulama seharusnya bisa meluruskan terhadap kesalahan yang di lakukan Ahok. Kita juga harus melihat pencapaian kinerja Ahok, dalam membangun Jakarta. Aksi 4 November, bisa juga jadi peringatan buat Ahok, agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statemen, agar tidak lagi sembrono, dan terkesan asal bicara saja.
Harapan saya kepada warga pringsewu untuk tidak datang lagi ke Jakarta percayakan semua pada pihak yang berwajib, cukup kita tunggu dirumah, berkumpul dengan keluarga (bram).
