Tanggapan Ulama Pringsewu Terhadap Aksi 4 November

Iklan

Tanggapan Ulama Pringsewu Terhadap Aksi 4 November

Redaksi
Kamis, November 10, 2016 | 12:57 WIB 0 Views Last Updated 2016-11-10T05:57:22Z


Suatalampung.com. Bertempat di Pekon Sumber Agung Kec. Ambarawa Kab. Pringsewu, Ust. Agus Sumardiko (Alumni Ponpes Ghontor Jawa Tengah, Tokoh Muda Islam, Takmir Masjid Al Bashar Ambarawa) terkait Aksi 4 November 2016 di Jakarta, mengemukakan antara lain :
Pada dasarnya setuju dengan aksi damai para ulama dan tokoh agama yang memang harus turun dalam artian membimbing generasi muda yang turut hadir berorasi, juga memberikan pemahaman tentang mengemukakan pendapat dimuka umum bagi mereka yang muda dan pemahamanya masih setengah setengah

Ulama besar dan pemuka agama tidak akan turun dalam aksi, mana kala tidak ada umat islam yang masih di golongan bawah tidak berbondong-bondong turun ke Jakarta untuk berorasi.karena masih yakin mereka masih menurut para Imam (para Ulama )
Sempat marah ketika ada rencana warga Pekon Sumber Agung yang akan berangkat ke Jakarta pada 4 November kemarin untuk berunjuk rasa. Saya katakan apa kepentinganmu di Jakarta, benerin dulu akidahmu..tujuanmu apa kesana?. 

Seharusnya sebagai umat islam, kita instropeksi diri, kalau ada seorang yang bernama Ahok yang entah dia mengetahui dari mana dan dari siapa surat Al Maidah ayat 51, sehingga berani mengungkapkan keseluruh bangsa Indonesia. Kalau dikatakan salah, ahok memang salah karena menggunakan ayat Al Qur'an sebagai media buat untuk melakukan kampanye sementara beliau tidak paham maknanya. Tetapi akhirnya kembali lagi, Ulama jangan menghakimi sendiri kesalahan Ahok . tetapi jadikan statement Ahok sebagai awal untuk mempersatukan umat islam. Sudah terbukti kemarin, yang pada awalnya umat islam berbeda aliran dan keyakinan terhadap akidah Iislam yang masing-masing beranggapan paling benar. Akhirnya bisa bersatu bergerak bersama, bergandengan tangan membela agama Islam dan kitab suci Al Qur'an. Walaupun akhirnya ternoda dengan aksi anarkis, pembakaran, penjarahan.

Coba para ulama mengingat pada zaman Rasulullah dulu.saat beliau berdakwah dihina,dicaci, di lempari batu, bahkan di lempari kotoran manusia, tapi apa yang di lakukan Rasulullah masihkah....? Tidak.., beliau justru tersenyum itulah mulianya Rasulullah, itulah indahnya Islam yang di ajarkan Rasulullah dan bahkan ketika kaum Kafir Quraish dan orang-orang Yahudi yang menghujat, menghina, menganiaya jatuh sakit, Rasulullah lah orang yang pertama membesuknya. Maka dari itu kita harus sadar sampai kesana. Kalau kita mengikuti ajaran Rasulullah kenapa kita sholat harus rujuk, sujud, salam harus toleh kanan dan kiri, semua punya makna dalam kehidupan sehari hari.

Kesadaran umat islam belum terpenuhi semuanya, dengan menghakimi Ahok adalah salah dengan menghina Al qur'an, tapi coba seandainya waktu itu Ahok tidak mengeluarkan statement tentang Al Maidah 51, yakin kita ketemu umat Islam di jalan atau yang keluar dari masjid, kita tanya arti Al Maidah 51,  pasti kebingungan. Tetapi karena Ahok sekarang 85% atau bahkan lebih umat. Islam di Indonesia mengetahui semua apa arti yang terkandung di dalam Surat Al Maidah 51. Masih banyak umat islam yang belum menyadari ajaran Islam, kita bisa buktikan, sekarang kita mau pasang masjid, kita pasang benner disini mau di bangun masjid, anggaran 1,8 m, siapa yang berminat menyumbang? benhnr tersebut hanya menjadi bacaan. tetapi coba kita pasang benner dengan tulisan DI JUAL MASJID DENGAN HARGA 2,8 MILYAR, BERSERTKIFIKAT pasti 3 jam benner terpasang, akan ada ratusan orang datang buat berdemo, menghujat panitia pembangunan masjid.

Aksi tanggal 4 kemarin, kisahnya tidak jauh beda seperti yang saya gambarkan tadi, sekarang kalau mau memenjarakan Ahok apa salahnya, apa masih kurang hukuman moral buat Ahok, sekarang ini ahok sudah lebih-lebih dari dipenjara, secara psikologi sudah lebih dari penjara karena  kita umat Islam sudah jatuhkan kredibilitas Ahok semau maunya, kita harusnya berterimakasih karena Ahok sudah mengingatkan umat Islam tentang indahnya kandungan surat-surat dalam Al Qur'an. Saya.
Berharap umat Islam bersatu dalam kasih sayang, mari kita bersama sama membangun Akhlakul Kharimah bangsa  agar lebih baik, karena hal tersebut juga sebagian dari Jihat.

2 di Pekon Margakaya Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu, Ustad Mudir Ali (Tokoh Agama Islam di Kab. Pringsewu/Pimpinan Ponpes Maarif Sendangrejo Kec. Banyumas Kab. Pringsewu)  terkait Aksi 4 November 2016 di Jakarta, mengemukakan antara lain :
Aksi damai yang terjadi di Jakarta beberapa hari yang lalu sarat muatan politik. Semua punya kepentingan baik secara individu maupun golongan, Apabila para ulama pemuka agama yang turun dalam aksi bisa berpikir menggunakan rasio, alam pikiran yang di dasarkan pada Al Qur'an, seharusnya hal tersebut tidak terjadi. Ulama harus introspeksi diri bagaimana saya, siapa saya, sudah bisa apa saya untuk negeri ini.


Coba kalo kita kembali kepada zaman Rasulullah, di Arab Saudi pada masa itu tidak semua beragama islam, ada Yahudi, ada Kafir Quraish, tetapi disitulah fungsi dari seorang pemimpin, mampu berbuat yang terbaik mengayomi semua umatnya. Islam dengan keindahan dan kasih sayangnya bisa hidup berdampingan, sepeti apa dulu rasulullah dihujat, disiksa, dihina, tetapi dengan segala kesabarannya tetap terus berdakwah. Tidak ganti menghujat, tetap sopan dan santun
Islam bersatu di bawah naungan Rasulullah.

Sekarang kita menoleh kebelakang ulama ulama besar yang hadir dalam unjukrasa kemarin adakah dari mereka yang berbicara secara sopan dan santun dalam berorasi. TIDAK, mereka menunjukan kelas nya sebagai ulama yang tidak pernah berfikir secara rasional, meraka puas bisa berorasi, tapi tidak mencerminkan seorang ulama, mereka membungkus Islam dengan kemasan yang bagus dan menarik kemudian membiarkannya begitu saja, setelah tujuannya tercapai yaitu menyampaikan pendapat. Tapi kembali lagi, apa yang mereka perbuat bisakah mereka menjalankan apa yang terkandung dalam Surath Al Maidah 51.

Kenapa harus ahok yang jelas jelas Nasrani yang harus di korbankan. menurut saya baru Ahok yang dengan jelas dan berani memimpin jakarta dengan ketemperamentalanya tetapi hasilnya menyakinkan, itulah kalifah.

Apakah ada undang undang yang mengatur bahwa pemimpin di negeri ini harus Muslim, tidak ada? Saya tidak akan menyebut siapa ulama nya, cukup kita ingat dengan segala dalihnya dia memporakporandakan politik negeri ini, tapi setelah mendapatkan jabatan dia tidak juga berbuat banyak. Sekarang kalo berpikir Ahok salah dimana letak kesalahannya, masih kejam siapa Ahok atau Teroris, yang meledakkan bom, membunuh sesama muslim. Ahok tidak membunuh tidak ada yang dirugikan, apa tidak ada jalan lain untuk menghakimi Ahok, sekarang siapa yang mengira Ahok harus menanggung sekian banyak beban.

Sekarang kembali lagi apakah tidak ada cara yang lebih santun untuk berorasi, tidak harus membakar, menjarah. Apakah ada di dalam Islam ajaran untuk semua itu, kalau memang harus berorasi, Jakarta punya Gelora Bung Karno yang cukup menampung 100  ribu orang, adakan musyawarah besar. Tentukan sikap, tidak harus teriak- teriak karena ada cara yang lebih santun dan hasilnya pasti memuaskan tidak merugikan orang lain.

Apabila pada 25 November 2016 terjadi Aksi Umat Islam lagi, apa tujuannya? Sudah saya bilang kalo masih di penuhi retorika politik buat apa? pembelaan untuk Al qur'an nya dimana ? Di negeri kita ini  masih berlaku dewa seorang pimpinan, artinya umat Muslim masih belum takut dengan Tuhan, contoh seorang pegawai negeri sipil (PNS), ketika aka nada Inspeksi Mendadak (Sidak) seperti apa persiapan untuk menyambutnya, mereka terkesan takut, menghormati secara berlebihan, tapi sekarang kita coba lihat, mereka yang mengetahui Ilmu Islam paham hukum Islam, dana sumbangan masjid, dana haji, masih juga diambil/di korupsi. Alangkah lebih baiknya apabila para ulama yang kemarin berorasi, yakin dan percayalah dengan penegak hukum, biarkan mereka bekerja

Yakin setiap masalah yang diserahkan pada ahlinya hasilnya pasti tepat. Saat ini Jakarta ibaratnyua masih di Imunisasi, panas demam, tapi akhirnya sehat yang luar biasa, tidak perlu ramai berterik teriak (Bram).

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tanggapan Ulama Pringsewu Terhadap Aksi 4 November

Trending Now

Iklan

iklan