Suaralampung.Com. Lamtim ; Rapat triwulan asosiasi pemerintahan desa seluruh indonesia (APDESI) Lampung Timur pada Sabtu (21/1/17), bertempat di balai Desa Srimenanti Kecamtan Bandar Sribhawono.
Rapat tersebut digelar bertujuan agar dapat menyatukan visi dan Misi dalam membangun Lamtim kedepan, agar dapat lebih bisa mensejahteralan masyarakat, namun dalam rapat kali ini tingkat kehadiran APDESI hanya sekitar 10 kecamatan, dari 24 kecamatan yang ada. Hal tersebut menggambarkan ketidak kompakan organisasi yang menaungi para kepala desa tersebut.
Dalam rapat tersebut, salah satu bahasan yangmengemuka yaitu permasalahan tentang pemberitaan di salah satu media harian, dimana dalam pemberitaan tersebut menyebutkan bahwa, kepala desa turut dalam rapat penyerahan dana WEBSITE Desa beberapa waktu lalu.
Permasalahan lain yang dibahas terkait akan di adakannnya audensi ke Bupati dan Wakil Bupati lamtim, hal tersebut muncul dari peserta rapat yang merasa keberadaan APDESI selama ini kurang bersinergi dengan pemerintah. Karna dianggap kurang berperan dalam melindungi bawahannya terutama terhadap kepala desa yang terjerat masalah hukum.
Mengenai hal lain, permasalahan rapat di hotel Yestoya menurut APDESI itu bukan kepala desa akan tetapi itu adalah sekretaris desa dan beberapa orang yang mungkin bendahara desa.
Saat di wawancarai ketua APDESI Lamtim Pujianto mengatakan, rapat ini adalah rapat rutin triwulan organisasi dan banyak hal yang di bahas, lebih lanjut mereka berkumpul dengan pengurus APDESI kecamatan membahas tentang rencana audensi ke bupati, untuk menyampaikan berbagai macam permasalahan di desa masing masing.
" Audendi tersebut bertujuan agar APDESI dapat menjalin komunikasi dan hubungan yang lebih dekat dengan pihak kabupaten, karna selama ini dengan ibu Bupati kami kurang begitu dekat, namun sebelumnya kami akan layangkan surat terlebih dahulu dan menunggu jawaban beliau, kapan dan tanggal berapa ibu bupati siap menerima kunjungan kami," ujarnya.
Ditambahkannya lagi menanggapi permasalahan WEBSITE Desa itu benar adanya, tapi kepala desa itu tidak ada yang menyerahkan uang, karna sekretaris desa yang menanganinya, dan mungkin data nya pernah di kumpul kan di Yestoya, karna kami kaget mendengar masalah itu, memang benar ada kepala desa yang berbicara tapi dalam artian tidak semua kepala desa tahu hal itu.
Sementara pihak APDESI mengatakan kalau tidak menyalahi aturan, pihaknya akan meng anggarkan dari dana gerbang indah sebesar Rp 12000000. ( Dua belas juta rupiah)
"Secara pribadi saya tidak keberatan ( program pengadaan webseite desa), tapi mungkin ada dari rekan-rekan lain yang tidak setuju, dan itu sudah di spj kan ( di pertanggung jawabkan), dan kami ikut karna itu katanya aturan dan dari dana DD itu. Dana yang dua belas juta rupiah untuk pemasangan (websaite desa) sudah masuk tapi pelaksanaannya belum," ungkap Pujianto (RAJA).