Tajuk Politik
Suaralampung.Com, Babak penyisihan group dalam kancah pilkada Lampung mulai memanas, tampak guna memperoleh " Tiket " menuju babak Final untuk bertarung memperebutkan Podium BE ! Lampung.. dimana diatur dalam peraturan PKPU setiap peserta yang memperoleh nilai minimal 17 kursi, maka peserta tersebut berhak atas Tiket Final tersebut.
Setidaknya hingga kini tersisa 4 bakal calon, dari sekian banyak kandidat yang masih terus berjibaku untuk memperoleh tiket, walaupun dari 4 kandidat tersebut 2 diantara sudah tergolong " Main Aman " agar tiket Final tak terlepas dari gengaman, sedangkan 2 kandidat lainnya mesti menguras keringat untuk memperoleh pundi pundi dukungan, sampai batas minimal sesuai dengan yang dipersyaratkan, syukur syukur jika mampu melampauwi batas minimal tersebut, sebab jika tidak. Maka dapat dipastikan akan " Tegambuy " di babak Penyisihan ini.
Dari ke 4 kandidat tersebut yang mencegankan Petahana Gubernur Lampung M Ridho Ficardho berada pada urutan nomor buncit, hal ini tentulah mengherankan dan menimbulkan banyak tanda Tanya, sebab selain diawal awal main bagus dengan banyaknya dukungan yang " siap merapatkan Barisan " juga pada umumnya Petahana, tidak terseok seok di babak penyisihan sehingga berada pada urutan buncit, pada klasement sementara group, akan tetapi tentulah bukan hal baru dalam dunia politik, bukankah politik itu tentative, dinamisasinya tak mengenal ruang dan waktu, begitupun dengan kondisi sekarang.
Klasemen sementara babak penyisihan adalah sebagai berikut ;
1), Arinal Junaidi.
Nilai Kursi Dukungan 25.
Dengan rincian. Golkar 10. PAN 8. PKB 7.
2). Mustafa.
Nilai Kursi Dukungan 18.
Dengan Milai Rincian. Nasdem 8. PKS 8. Hanura 2.
3). Herman HN.
Nilai Kursi Dukungan 17.
Dengan Rincian. PDIP 17.
4). MRidho Ficardo.
Nilai Kursi Dukungan 11.
Dengan Rincian. Demokrat 11.
Dengam demikian walau tampa kacamata kuda pun, sangat jelas terlihat Ridho Ficardho berada pada zona degradasi, apabila tidak mampu secara cermat, Cepat, Tepat dan kerja keras untuk memenangkan sisa tempat di Gerindra dan PPP, maka Petahana Gubernur Lampung Ridho Ficardho akan tersisih pada babak penyisihan group ini. Secara tragis dan tentunya menyisakan drama pertandingan dengan happy ending yang tidak diharapkan, dengan tidak memperoleh Tiket Final Pilgub Lampung 2018.
Dalam hitung-hitungan diatas kertas, jika Ridho mampu memenangkan pertandingan di PPP itupun belum dapat menyelamatkannya dari lobang jarum Tiket Pilgub, akan tetapi jika Ridho berhasil menang dipermainan Gerindra maka nilai minimal tiket pilgub dapat diraih olehnya.
Lebih kontroversial jika Ridho mampu memenangkan babak Flay off yang lebih tinggi yang di lakoninya dalam sisa drama setengah babak pada laga di PDIP, sebab seperti kita ketahui PDIP masih menyisakan 45 menit dari 90 menit jadwal pertandingan yang tersedia, sesuai ketentuan yang berketetapan hukum tetap, dan jika ini terjadi maka bukan tidak mungkin Herman HN yang akan tergeser masuk zona Degradasi dan tidak memperoleh Tiket Pilgub Lampung 2018.
Ridho pun berjaya yang sekaligus Ridho menyandang istilah " Sekali Dayung 2, 3 pulau terlampaui " dan juga sekaligus akan menduduki perinkat number Wahid, pada urutan klasement sementara babak penyisihan group dengan nilai 28 Kursi.
Maka selayaknya kita nantikan babak demi babak yang akan dilakoni oleh Ridho Ficardho, dengan sebuah pertanyaan dalam benak masing masing sesuai selera dan prediksi anda baik sebagai penonton, pelatih, manager, hakim garis, wasit, ataupun juga sebagai penggemar dan penggebira, bahkan mungkin pemilik klub yang sedang melakukan permainan Babak Penyisihan Group menuju Tiket Pilgub Lampung 2018.
Sebab tak ada yang tak mungkin dalam Politik yang tentative tak mengenal ruang dan waktu, sebelum peluit panjang tanda berahirnya permainan babak ahir 90 menit di tiup oleh sang pemimpin permainan dalaam hal ini KPU, untuk tidak lagi memainkan soal siat dalam politik, yang megah, maka akankah Ridho Merana Tumbang dalam babak Penyisihan group ini, atau justru menjadi jawara, dengan dukungan terbanyak, serta menumbangkan lawat terberatnya setelah berhasil merebut hati sang banteng merah.(*)
Penulis : Juanda Isha.
Bandar Lampung.
Editor : Tri
