Suaralampung.Com.
Lampung Tengah - Akibat didirikannya bangunan gudang dan pabrik beras oleh pengurus gabungan kelompok tani (Gapoktan) kampung tempuran 12B kecamatan Trimurjo kabupaten Lampung tengah, hingga kini beberapa warga sekitar pabrik itu tetap tidak memberikan ijin untuk mendirikan bangunan, namun kenyataannya atas dukungan camat setempat pabrik beras yang bising menurut warga tanpa peduli tetap menjalankan aktifitasnya.
Dengan melampirkan surat penyataan penolakan yang di tanda tangani warga diatas metrai enam ribu rupiah sebagai acuan secara symbolis tanda warga tak memberi izin karena saat beroperasi akan menimbulkan suara bising dan kemungkinan debu yang nantinya akan sangat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar .
Dipaparkan oleh camat Trimurjo hasil pertemuannya dengan beberapa oknum yang diduga melakukan pembangunan bodong itu bahwasanya adalah milik kelompok tani yang sangat khawatir sekali jika tidak mendapat bantuan dari dinas ketahan pangan, sehingga dengan alasan iuran kelompok dan cepat cepat membangun pabrik dan gudang yang dinilai dengan nominal sekitar 500 juta an lebih itu tanpa menghiraukan keberatan warga sekitar, alhasil pabrik tanpa izin warga itu kini telah berjalan. Dan memicu ketidak sukaan pada warga setempat.
Meskipun sebelumnya camat mengatakan dirinya tak tahu jika ada pabrik yang tak mendapat respon oleh warga sekitarnya itu,sehingga tak memberikan izin lingkungan, namun selang beberapa hari Wanda Rusli justru bertolak belakang dan sama sekali tak berpihak pada warga terdekat dengan pabrik yang notabene akan menanggung dampak secara langsung dikemudian hari.
Juga dengan tegas camat Trimurjo sempat berucap pada awak media jika ada warga tak setuju dan menolak pembangunan itu akan si usir dari Negara Kesatuan Republik Indonesia."ujar Wanda Rusli saat dikonfirmasi awak media beberapa waktu lalu.(RZ/Tri)
