suaralampung.com - Lampung Tengah - Diduga akibat buruknya pekerjaan proyek dengan anggaran Dana Desa (DD) tahun 2019 di Kampung Mulyo Haji kecamatan Anak Tuha kabupaten Lampung Tengah atas pembangunan jalan desa yakni peningkatan jenis lapen dengan volume panjang 1,8 KM dan lebar 2,5 KM tersebut faktanya masyatakat setempat minta diperbaiki lagi.
Hal tersebut diketahui dari hasil temuan investigasi dilapangan oleh Lebaga Swadaya Masyarakat (LSM)Nusantara yakni, kedapatan pekerjaan proyek jalan lapen yang menggunakan anggaran Dana Desa (DD) sepanjang 1800 meter dan lebar 2,5 meter yanf baru rampung dikerjakan oleh pemborong itu faktanya penggunaan matrial diduga sangat minim terutama pada bahan aspal, dan dari wawancara LSM pada beberapa warga setempat, Usman dalam kutipannya mengatakan aparatur kampung Mulyo Haji membeli aspal hanya 40 drum untuk pembangunan jalan sepanjang hampir 2 KM tersebut.jadi wajar saja jika jalan yang saat ini telah finishing di hampar abu batu pada permukaannya itu ternyata segala matrial di bawahnya jauh dari standar, seperti harapan masyarakat umumnya ingin mempunyai jalan kampung yang mutunya baik tak seperti ini jalan baru jadi tapi hanpir tak ada aspalnya."ujar warga dan kalo bisa kami berharap bisa diperbaiki lagi.
Membuktikan laporan LSM Nusantara, beberapa awak media juga turun kelapangan pada Selasa (29/10/2019) untuk melihat fakta yang ada dan sempat mewawancarai Pj kakam Mulyo Haji yakni Pranoto dan warga setempat ternyata memang proyek DD tersebut menuai banyak persoalan, lalu untuk menghindari berbagai pertanyaan wartawan, Pranoto mengakui bahwa dirinya tak pernah kontrol kerjaan tersebut." saya sudah sampaikan dan serahkan semuanya dengan aparatur saya untuk sama sama mengawal agar kerjaan terlaksana sebaik.mungkin, juga kami melibatkan warga setempat dalam pengerjaannya.lalu mengenai berapa besarnya anggaran untuk pembangunan jalan lapen itu saya bingung mas gak ingat."ujar Pj kakam
Tapi ironinya saat awak media mewawancarai warga kampung ternyata Pernyataan Pj Kades itu dengan serta merta di cibir oleh warga karena tak ada masyarakat yang dilibatkan dalam pengerjaan proyek desa itu, Wati menuturkan." Pak pak wong yang kerja itu orang dari luar semua ngontrak di rumah salah satu kadus di sini kok, meskipun ada orang kampung yang kerja hanya menyusun batu itupun upahnya dipermainkan karena yang semestinya 90 ribu perhari hanya di bayarkan 70 ribu saja.dan wajar kalo jalan itu ndak bener karena meskipun saya ibu ibu ngerti pak kalo jalan itu hampir tak ada aspalnya sedikit sekali dan jalan yang baru dibangun ini pasti akan rusak kembali karena batu untuk jalan itu kurang aspalnin yang banyak justru pasir debu bagian atas jalan tapi dalamnya parah batu aja ndak nepel karena kurang aspal."ketus ibu sembari mencibir.
Lanjutnya kami.sebagai warga berharap aparat desa yang mempermainkan duit negara ini bisa cepat terungkap dan pemerintah mendatangkan tim untuk memeriksa secara langsung dan dapat diproses secara hukum sebab yang untuk.bangun itu adalah uang negara."kesalnya (Rossy)
Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.