suaralampung.com
Lampung Tengah - Keanehan itu terjadi pada hari Kamis (2/1/2020) terkait pekerjan proyek Dana Desa (DD) di Kampung Depok Rejo kecamatan Trimurjo kabupaten Lampung Tengah yang saat ini justru tengah dikerjakan oleh belasan tenaga harian yang disinyalir pula bukan masyarakat setempat namun pekerja dari luar kampung tersebut, dan maksud dari surat yang dibuat tersebut warga minta disampaikan melalui lembaga pemantau untuk disampaikan pada pihak terkait agar pelaksanaan proyek tahun berikutnya tak seperti tahun tahun sebelumnya.
Informasi dari RT 5 kampung setempat pagi Selasa 2 Januari 2020 setelah sebelumnya mereka protes dan membuat surat pernyataan di tahun 2019 bahwasannya tak satupun warga dusun setempat di ikutkan kerja dan meminta keadilan secara hukum atau sesuai juklak dan juknis program DD,surat penyataan di atas metrai yang dititipkan pada salah satu lembaga pemantau untuk agar segera disampaikan pada pihak terkait dengan tujuan pada tahun berikutnya segala program pemerintah dilaksanakan dengan transfaran dan melalui musyawarah melibatkan warga tak seperti tahun sebelumnya tak adanya transafaran sama sekali.
Salah satu warga dusun V kampung Depok Rejo yang sempat jumpa dilokasi pada awak media membeberkan terkait kebobrokan aparatur kampung yang disayangkan bekerja tanpa dan tak pernah melibatkan warga, juga dengan proyek pembangunan jalan lapen program tahun 2019 namun sikerjakan tahun 2020 ini adalah sangat janggal dan semakin membuat tanda tanya besar ditengah masyarakat," iya mas aparat kampung ini aneh cara kerjanya, seperti di sini saja saya dengar dan tahu ada pembagunan jalan yang harusnya dekat rumah saya kok di bangunkan di didusun lainnya bagaimana ini kerjanya, seperti didusun 5 ini saya dengar sendiri dari kakam lo pak dia katakan sama saya kalo pekerjaan proyek jalan lapen itu di mulai bulan 9 dan selesai paling lambat dinyatakannya pada bulan 11 tahun 2019."tutur nya kecewa
Person dari salah satu lembaga RI pemantau dan kontrol sosial masyarakat untuk kebocoran keuangan negara." Tedi Irawan saat dikonfirmasi menjelaskan benar adanya masyarakat yang tak dilibatkan dalam pekerjaan ini seperti kata pak presiden kita Joko Widodo juga tertuang dalam juklak dan juknis yang harus mengikut sertakan warga setempat dan ikut mengontrol langsung agar pembangunan lebih baik hasilnya serta mengurangi pengangguran dilingkungan sekitar. Terkait molornya waktu kerja yang seharusnya selesai di tahun 2019 tapi mulai dikerjakan pada tahun 2020 ini, Tedi mengatakan" mungkin se Indonesia ini Program DD yang dikerjakan awal tahun yakni tanggal 2 Januari 2020 ya baru kampung Depik Rejo ini, kecuali ada adendum alias penpanjangan waktu tapi setau saya seindonesia ini proyek DD gak ada sepeeti itu."ungkapnya
Masih dikatakan person lembaga RI kalau sudah santer terdengar kabar jika PJ kampung Depok Rejo bernama Yanto ini sangat dekat dengan Bupati Lampung Tengah jadi wajar saja jika dia kerja semaunya sendiri dan tak mungkin disaentuh hukum karena dekat orang nomor satu dikabupaten ini. Tapi meskipun demikian kita tetap berusaha untuk.menyampaikan fakta sebenarnya yang terjadi dilapangan seperti pengurangan matrial sebanyak 30 cm dalam satuan meter pada proyek jalan lapen sepanjang 1850 meter diasumsikan dugaan kehilangan matrial adalah 500 meter lebih dan inilah dugaan korupsi di kampung Depok Rejo, belum lagi ketebalan lapen yang semestinya 5 cm hanya di gelar paling tebal 3 cm kalikan saja jika sepanjang 1850 meter seperti di kampung ini, kami atas nama lembaga akan melaporkan berkas yang ada ini ke pusat jakarta. " tutupnya
Beberapa kali berita di rilis dan di publikasikan dan awak media telah berupaya untuk mengklarifikasi berbagai temuan informasi dan data hingga fakta yang ada namun PJ Kakam bernama Yanto tak kunjung menanggapi berupa panggilan telpon , Whatsaap juga SMS yang dikirim pada nya sebagai penanggung jawab dalam permasalahan yang ada. (DRZ)
Lampung Tengah - Keanehan itu terjadi pada hari Kamis (2/1/2020) terkait pekerjan proyek Dana Desa (DD) di Kampung Depok Rejo kecamatan Trimurjo kabupaten Lampung Tengah yang saat ini justru tengah dikerjakan oleh belasan tenaga harian yang disinyalir pula bukan masyarakat setempat namun pekerja dari luar kampung tersebut, dan maksud dari surat yang dibuat tersebut warga minta disampaikan melalui lembaga pemantau untuk disampaikan pada pihak terkait agar pelaksanaan proyek tahun berikutnya tak seperti tahun tahun sebelumnya.
Informasi dari RT 5 kampung setempat pagi Selasa 2 Januari 2020 setelah sebelumnya mereka protes dan membuat surat pernyataan di tahun 2019 bahwasannya tak satupun warga dusun setempat di ikutkan kerja dan meminta keadilan secara hukum atau sesuai juklak dan juknis program DD,surat penyataan di atas metrai yang dititipkan pada salah satu lembaga pemantau untuk agar segera disampaikan pada pihak terkait dengan tujuan pada tahun berikutnya segala program pemerintah dilaksanakan dengan transfaran dan melalui musyawarah melibatkan warga tak seperti tahun sebelumnya tak adanya transafaran sama sekali.
Salah satu warga dusun V kampung Depok Rejo yang sempat jumpa dilokasi pada awak media membeberkan terkait kebobrokan aparatur kampung yang disayangkan bekerja tanpa dan tak pernah melibatkan warga, juga dengan proyek pembangunan jalan lapen program tahun 2019 namun sikerjakan tahun 2020 ini adalah sangat janggal dan semakin membuat tanda tanya besar ditengah masyarakat," iya mas aparat kampung ini aneh cara kerjanya, seperti di sini saja saya dengar dan tahu ada pembagunan jalan yang harusnya dekat rumah saya kok di bangunkan di didusun lainnya bagaimana ini kerjanya, seperti didusun 5 ini saya dengar sendiri dari kakam lo pak dia katakan sama saya kalo pekerjaan proyek jalan lapen itu di mulai bulan 9 dan selesai paling lambat dinyatakannya pada bulan 11 tahun 2019."tutur nya kecewa
Person dari salah satu lembaga RI pemantau dan kontrol sosial masyarakat untuk kebocoran keuangan negara." Tedi Irawan saat dikonfirmasi menjelaskan benar adanya masyarakat yang tak dilibatkan dalam pekerjaan ini seperti kata pak presiden kita Joko Widodo juga tertuang dalam juklak dan juknis yang harus mengikut sertakan warga setempat dan ikut mengontrol langsung agar pembangunan lebih baik hasilnya serta mengurangi pengangguran dilingkungan sekitar. Terkait molornya waktu kerja yang seharusnya selesai di tahun 2019 tapi mulai dikerjakan pada tahun 2020 ini, Tedi mengatakan" mungkin se Indonesia ini Program DD yang dikerjakan awal tahun yakni tanggal 2 Januari 2020 ya baru kampung Depik Rejo ini, kecuali ada adendum alias penpanjangan waktu tapi setau saya seindonesia ini proyek DD gak ada sepeeti itu."ungkapnya
Masih dikatakan person lembaga RI kalau sudah santer terdengar kabar jika PJ kampung Depok Rejo bernama Yanto ini sangat dekat dengan Bupati Lampung Tengah jadi wajar saja jika dia kerja semaunya sendiri dan tak mungkin disaentuh hukum karena dekat orang nomor satu dikabupaten ini. Tapi meskipun demikian kita tetap berusaha untuk.menyampaikan fakta sebenarnya yang terjadi dilapangan seperti pengurangan matrial sebanyak 30 cm dalam satuan meter pada proyek jalan lapen sepanjang 1850 meter diasumsikan dugaan kehilangan matrial adalah 500 meter lebih dan inilah dugaan korupsi di kampung Depok Rejo, belum lagi ketebalan lapen yang semestinya 5 cm hanya di gelar paling tebal 3 cm kalikan saja jika sepanjang 1850 meter seperti di kampung ini, kami atas nama lembaga akan melaporkan berkas yang ada ini ke pusat jakarta. " tutupnya
Beberapa kali berita di rilis dan di publikasikan dan awak media telah berupaya untuk mengklarifikasi berbagai temuan informasi dan data hingga fakta yang ada namun PJ Kakam bernama Yanto tak kunjung menanggapi berupa panggilan telpon , Whatsaap juga SMS yang dikirim pada nya sebagai penanggung jawab dalam permasalahan yang ada. (DRZ)
Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.
