Suaralampung.com, Lampung Timur-di pelataran sebuah rumah papan dengan warna putih kapur yang mulai pudar, didalam rumah sebuah Sepeda kayuh tampak kotor karena debu dan sarang laba laba, disinilah Seorang mantan pejuang kemerdekaan Sumo Pawiro (104) tinggal sejak tahun 1973.
Sudah empat tahun belakangan Sosok tua yang lahir pada tahun 1914 itu tidak bisa lagi beraktivitas karena faktor usia dan Kesehatannya yang menurun, dengan penuh semangat Ia bercerita tentang perjuangannya saat melawan penjajahan Belanda dan Jepang kepada awak media yang menyambangi Kediamannya di Braja Asri 1, Way Jepara Lampung Timur. Jum'at 11/08/2017
Sumo pawiro masih ingat saat istrinya Supinem melahirkan anak ketiganya, Ia harus meninggalkan sang bayi dan Istri yang baru melahirkan ke Semarang untuk ikut berperang bersama pasukan Fisabililah melawan Penjajah Belanda tahun 1947 tepatnya saat agresi Belanda ke I.
"Saya ikut berperang di Semarang, Boyolali dan solo, kami hanya membawa alat seadanya bersama tentara, sedangkan tentara Belanda memakai bom untuk menghancurkan rumah dan bangunan, saya masih ingat waktu ikut menolong orang yang terkena bom Belanda " ujarnya dengan Logat Jawa nya.
Sumo pawiro mendapatkan Pengakuan sebagai pejuang kemerdekaan asal kesatuan Fisabililah cabang Boyolali, ranting Sambi yang dikeluarkan oleh persatuan pejuang Islam bekas Bersenjata seluruh Indonesia tahun 1958, Kemudian pada tahun 1973 ia membawa keluarganya ke Lampung untuk bertani, tepatnya di Way jepara Lampung Tengah.
Namun Hingga saat ini Sumo pawiro tidak mendapatkan dana pensiun maupun dana tunjangan kehormatan dari Pemerintah Republik Indonesia, Anak ke empat nya Kusnadi (65) menceritakan bagaimana ia dan orang tuanya berjuang untuk memperoleh Dana pensiun sebagai pejuang kemerdekaan sejak tahun 1992.
"tahun 1992 saya ke Boyolali mengantar Ayah saya, dan dikasih surat rekomendasi dari pemerintah kabupaten Boyolali untuk mengurus Dana pensiun, namun setelah kesana kemari tidak juga berhasil, kemudian pada tahun 2002 kami datang ke Markas Daerah Legium Veteran Republik Indonesia di Bandar Lampung, kami di beri Surat untuk diserahkan ke pengurus Veteran yang ada di Boyolali, saat itu kami dijanjikan kalau SK dari Menteri pertahanan sudah turun akan dikabari " kata Kusnadi.
Sumo pawiro sendiri sudah pasrah dengan nasib yang dialaminya, kalau memang tidak mendapatkan dana pensiun dia sudah ikhlas karena saat berjuang dulu ia tidak mengharapkan itu, Ia berjuang dan berjihad demi kemerdekaan Indonesia dan tidak berharap yang lain, disisi lain Anaknya Kusnadi hanya berharap kepada pemerintah Indonesia, dana pensiun dan Dana kehormatan adalah hak pejuang kemerdekaan sudah seharusnya diberikan oleh pemerintah kepada para pejuang yang saat ini sudah tua dan tidak bisa lagi bekerja. (Raja)