Suaralampung.com-lampung timur-pasir sakti-. Masyarakat sumur kucing keluhkan penarikan Administrasi penyaluran beras Rastra, sementara Desa-desa lainnya di kecamatan pasir sakti tidak ada pungutan biaya.
Menurut keterangan dua orang ibu rmh tangga berinisial Y dan N mereka sangat menyesalkan jika hal seperti ini hanya dilakukan di Desa sumur kucing, sementara di desa lainnya tidak di berlakukan penebusan dalam hal pengambilan rastra,keterangan ibu-ibu rumah tangga yang ada di sumur kucing kecamatan pasir sakti tersebut mengatakan penebusan dilakukan oleh mereka sudah berjalan tiga kali pembagian.minggu 08/04/2018.
"Kami sudah empat kali mengambil beras rastra, pertama kami tidak di pungut biaya administrasi (penebusan) tapi setelah kedua, ketiga, dan ke empatnya kami di minta uang penebusan dengan alasan untuk menyumbang pada anak yatim piatu dan untuk bersih desa" ujar salah satu ibu yang di temui Suaralampung.com.
Sementara saat di konfirmasi Adi Suroto selaku kepala desa sumur kucing berkelit dengan mengatakan "hal ini dilakukan atas dasar kesepakatan dari masyarakat desa penerima Rastra dan kami pun tidak memaksakan jika memang mau di kembalikan kita lihat hasil pertemuan nanti malam" ujarnya.
Imbuhnya "nanti malam kami di Intruksikan Bu camat untuk merapatkan permasalahan ini kita tunggu hasilnya"
Sedangkan camat pasir sakti Titin Wahyuni saat di sambangi Suaralampung.com di kediamannya mengatakan "saya sudah pernah sampaikan kepada kepala desa bahwa jangan sekali-kali mengambil tebusan dari masyarakat penerima Rastra yang di salurkan, karna itu betul-betul Free" ujar Titin.
Sementara pada hari senin 09/04/2018.
Wartawan Sergap Buser diminta camat pasir sakti untuk mendatangi Adi Suroto selaku kades Desa Sumur kucing untuk meluruskan pemberitaan yang pernah di terbitkan salah satu media Online namun belum lama duduk berbincang dengan sang kades, tiba-tiba ada seseorang memberikan ponsel kepada wahid wartawan sergap buser dan mengatakan ada telepon yang mengaku babin kantibmas berinisial S.
Dalam perbincangan dalam telepon yang di kutip Wahid wartawan sergap buser menirukan bahasa S, "tolong pada permasalahan beras rasta itu ya tolonglah jangan sampai ada apa-apa disitu" ujar wahid menirukan kata-kata S yang mengaku babin kantibmas.
Imbuh wahid "lalu saya bilang kami ini dari jurnalis datang kesitu sifatnya hanya silaturahmi kami juga tidak mempertanyakan beras rastra, kembali S mengatakan, ya sudah saya ini S kantibmas yang baru menggantikan A, tolonglah jangan ada apa-apa di sumur kucing" tutur wahid.
Di tambahkannya lagi "selang tak lama dari itu berdering lagi Hp orang tersebut tapi saya tidak tau siapa orang itu namun kepala desanya jelas tahu karna pada saat kami datang orang yang memberikan Hp itu ngobrol sama pak kades, dan dari dalam telepon mengaku babinsa di tempat tersebut lalu suara dalam telepon bertanya pada saya, dalam pertanyaannya, apa ada di balaidesa sumur kucing, ya jawab saya, lalu orang tersebut menanyakan dalam rangka apa, saya jawab kami silaturahmi disini, kata babinsa tolonglah, itu kepala desa baru dia orangnya baik tolonglah jangan sampai ada apa-apa di sumur kucing, lalu saya jawab kami juga tidak ada masalah di sumur kucing, kami singgah silaturahmi dan obrolan kami hanya obrolan biasa dengan kepala desa tegas wahid via ponsel pribadinya.
Terkait telepon yang di terimanya Wartawan sergap buser Wahid merasakan adanya bahasa yang mengarah intimidasi terhadap dirinya dan diduga kades sumur kucing melakukan pungli terhadap masyarakat miskin penerima beras sejahtera (Rastra) yang melalui perpanjangan tangan RT.
Berita wartawan Suaralampung.com
(Raja/johan)