Nasib tak beruntung dialami bayi bernama Muhammad Shehan Alfatih berusia 9 bulan, putra ketiga anak pasangan Suwanto (27 thn) dan Yuli Isma Fatimah (24 thn), warga Dusun III (Tiga), Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur. Bayi Muhammad Shehan Alfatih sejak lahir tidak memiliki lubang anus ( saluran pembuangan air besar BAB).
Suwanto ayah bayi Muhammad Shehan Alfatih menjelaskan saat ini membutuhkan uluran tangan dermawan dan pemerintah terkait untuk biaya operasi selanjutnya pembuatan anus (saluran pembuangan air besar BAB) selayaknya balita lainya hidup normal.
Suwanto mengatakan, anak saya diketahui tidak memiliki lubang anus sejak lahir. "Ketauannya anak saya itu tidak ada lubang anus setelah tiga hari setelah lahir. Isteri saya, saat itu melahirkan bayi Muhammad Shehan Alfatih dibantu oleh seorang bidan di salah satu rumah bidan tersebut yang membuka klinik persalinan. Karena kondisi sehat hanya dua hari dirawat di rumah bidan tersebut. Selanjutnya hari ketiga dibawa pulang ke rumah. Pas tiga hari terlihat perutnya bayi Muhammad Shehan Alfatih terlihat membuncit dan membesar, setelah diberikan air susu dan langsung muntah-muntah," kata Wanto.
Selanjutnya air susu sama kotoran berwarna kuning muntah semua keluar dari mulut bayi Muhammad Shehan Alfatih. Melihat kondisi tersebut kemudian langsung dibawa ke bidan setempat. " Sebenarnya bayi Muhammad Shehan Alfatih lahir normal dengan berat 3,8 kg. Tetapi waktu itu tidak diberi tau sama bidan yang menolong saat melahirkan jika anak saya dari awal tidak nemiliki lubang anus, " jelas Wanto.
Setelah kejadian tersebut, karena melihat kondisinya bayi Muhammad Shehan Alfatih mengkhawatirkan langsung saya bawa ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek ( RSUAM) di Bandar Lampung untuk dilakukan operasi bagian perut samping kiri untuk pembuatan lubang pembuangan kotoran. Saat itu saya dibantu saudara di Bandar Lampung untuk mencari biaya rumah sakit karena tidak memiliki BPJS. Adapun biaya operasinya tidak murah cukup mahal hitungan bagi saya hanya seorang buruh serabutan. Untuk nilai biaya tidak perlu disebutkan," ungkap Wanto.
" Itupun saya harus cari hutangan buat operasi dilubang anus. Saya hanya pekerja serabutan kuli bangunan dan istri sehari-hari berjualan makanan kecil hanya di rumah. Jadi saya bingung saat ini harus bagaimana caranya mendapatkan bantuan kembali membuat BPJS gratis, supaya dapat melakukan pengobatan dan operasi lanjutan untuk anak saya pembuatan lubang anus. Apa lagi saat ini sepi kerjaan, hanya pas untuk makan sehari-hari saja sudah syukur alhamdulillah, " keluh Wanto.
Harapan saya dalam doa, semoga ada orang yang darmawan dan berhati mulia mau memberikan sedikit rezekinya untuk berobat anak saya. Kepada pemerintah juga memohon dapat membantu keluarga saya untuk meringankan beban yang saya alami apalagi saya golongan warga kurang mampu, " pungkasnya dengan wajah sedih.
Pewarta:( Rj-Pri )