Tingkatkan Ekonomi Petani Tanggamus LPEI, Dirjen Pajak Dirjen Bea Cukai Adakan Pendampingan Desa Devisa Pisang Mas Lampung

Iklan

Tingkatkan Ekonomi Petani Tanggamus LPEI, Dirjen Pajak Dirjen Bea Cukai Adakan Pendampingan Desa Devisa Pisang Mas Lampung

Rabu, Juli 31, 2024 | 21:36 WIB 0 Views Last Updated 2024-07-31T14:36:36Z

Suaralampung.com - Tanggamus, Sumberejo. Sehubungan dengan program Desa. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai salah satu bentuk pelaksanaan mandat, pada bisnis jasa  Konsultasi UMKM, LPEI. Pada hari ini memberikan pendampingan  kepada petani  pisang mas melalui serangkaian pelatihan dibawah program Desa Devisa. 

Program Desa Devisa bertujuan untuk memberdayakan komunitas (cluster) petani/pengrajin/nelayan/koperasi maupun pelaku usaha UMKM yang memiliki komoditas atau produk unggulan  berorientasi ekspor, melalui serangkaian program pendampingan peningkatan kapasitas hingga siap untuk melakukan kegiatan ekspor yang berkelanjutan.

 Program pendampingan yang dilakukan difokuskan, pada kelompok petani pisang mas di 139 desa yang melibatkan 778 petani untuk menjadi Mitra binaan program desa Devisa LPEI antara lain .
a. Pendampingan Penguatan Manajemen Usaha Ekspor danKelembagaan. 

b. Pendampingan  Prosedur dan Dokumen Ekspor

LPEI juga berkolaborasi dengan kemenkeu, Balai karantina hewan, ikan, tumbuhan pertanian kelas satu Lampung, PT Great Giants Pineapple (GGP), PT Reasuransi Indonesia Utama, dan koperasi Tani Hijau Makmur (THM) untuk mendampingi petani sebagai produsen pisang mas dalam produksi pisang mas berkualitas ekspor, pelatihan pada hari ini diikuti 55 orang anggota Koperasi THM,  "ujar, Marina. Staf  Divisi SMEs Advisory Services LPEI, di aula GSG Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Tanggamus Lampung, " Rabu (31/7/2024).

Didi peserta pelatihan petani dari Pekon/Desa Karang Rejo Kecamatan Ulu Belu, dia mengatakan, ini acara tetang peresmian desa tentang devisa terkait produksi pisang mas disekitar 4 kecamatan yaitu kecamatan Sumberejo, Talangpadang, Ulu Belu dan Kota Agung, mengenai produksi pisang mas ekspor, pelatihan ini belangsung selama 2 hari sampai, Kamis 1 Agustus 2024 esok. 

"Kalo harga kita untuk ekspor tidak tau, itu urusannya dengan Koperasi THM dengan perusahaan. Petani hanya menyediakan lahan dan menanam, nantinya Koperasi yang mengakomodasi semuanya, "terang dia.  

Acara di gelar lanjutnya, di Aula Gedung Serba Guna (GSG) kecamatan Sumberrejo. Dari LPEI (Indonesia Eximbank) Ilham Mustafa sebagai SMEs, Advisory Services, Head Division kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. 

Dan dihadiri oleh. Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Lampung, Estty Purwadiani Hidayatie, perwakilan PT Great Giant Pineapples (GGP). 

Ketua Koperasi Tani Hijau Makmur (THM), Sigit Wicaksono, Perwakilan Kepala Desa Margoyoso, Perwakilan Camat Kecamatan Sumberejo, Perwakilan Polsek Kecamatan Sumberejo, "ungkapnya.

Kemudian Wibowo dari Bea Cukai Lampung sebagai pemateri, usai acara tersebut kepada awak media Suaralampung.com, Ia menjelaskan. 

" Acara ini digelar kita memberikan sosialisasi terkait dengan peningkatan UMKM penggerak ekonomi yang tahan terhadap resesi dunia jadi bea cukai dalam hal ini memberikan sosialisasi bagaimana meningkatkan pemasaran produk UMKM ke luar negeri, termasuk prosedurnya melaui bea cukai itu tidak ada pungutan biaya untuk ekspor barang, yang ada adalah biaya pengiriman (traking) dibiayai oleh pihak ke 3 dari sisi pemrintah dan bea cukai tidak ada samasekali, termasuk prosedurnya sangat sederhana dibagi 2 yaitu 30 kg bisa melalui kantor Pos, di atas 30 kg bisa melalui dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) nanti dari pihak eksportir yang mengirimkan dokumen PEB dan barang-barangnya kepelabuhan di bea cukai.

 Khusus petani pisang di Tanggamus mereka ini adalah binaan dari Perusahaan GGP  mendapat pasilitas yaitu suatu kawasan diberikan pembebasan bea masuk maupun paket lainnya jika melakukan produksi barang yang tujuannya untuk di ekspor, sebagian produksinya itu adalah pisang mas ini yang dikelola oleh para petani-petani di sini kemudian di ekspor ke negara Jepang, China dan lain-lain sebagainya. 

Tanaman pisang mas bisa secara tumpangsari. Nanti akan diberi pelatihan dari pihak GGP mulai dari cara menanam, bibit, termasuk pupuk, begitu hasilnya, pisang kembali ke GGP dinilai dalam bentuk uang kemudian barang itu akan dikirim ke luar negeri, jadi mekanisme ini meningkatkan perekonomian di daerah Tanggamus ini, tutupnya. (Saripudin/Apriadi/Azh)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tingkatkan Ekonomi Petani Tanggamus LPEI, Dirjen Pajak Dirjen Bea Cukai Adakan Pendampingan Desa Devisa Pisang Mas Lampung

Trending Now

Iklan

iklan