Suaralampung.com, Lampung — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung memprakirakan pertumbuhan ekonomi daerah pada 2025 akan berada di kisaran 4,6 – 5,3%. Optimisme ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik, investasi yang kembali bergairah, serta kinerja ekspor yang tetap kuat meskipun ada tantangan global.
Pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2025 diprediksi akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% serta optimisme konsumen yang terus membaik. Pada Januari 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Lampung tercatat sebesar 140, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Bank Indonesia juga melihat adanya perbaikan dalam investasi swasta. Ketidakpastian dunia usaha yang sempat meningkat akibat penyelenggaraan pemilu dan pilkada diperkirakan mulai mereda, membuka peluang bagi investor untuk kembali berinvestasi di Lampung.
Di sisi eksternal, ekspor Lampung diprakirakan tetap kuat meskipun ada risiko perlambatan ekonomi di beberapa negara tujuan utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan India. Namun, permintaan terhadap kopi robusta, salah satu komoditas ekspor unggulan Lampung, diperkirakan tetap tinggi. Kenaikan harga kopi robusta di pasar internasional, yang didorong oleh rendahnya panen kopi Arabika di Brazil, menjadi faktor positif bagi petani dan eksportir di Lampung.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan diproyeksikan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2025. Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk memperkuat ketahanan pangan, termasuk intensifikasi pertanian melalui optimalisasi lahan, penggunaan benih unggul, dan akses pupuk bersubsidi. Dengan hampir 25% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung berasal dari sektor ini, peningkatan produksi tanaman pangan diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah.
Selain sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, serta transportasi dan pergudangan juga diperkirakan akan tumbuh positif sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik.
Bank Indonesia menegaskan bahwa stabilitas ekonomi tetap menjadi prioritas. Inflasi diperkirakan akan berada dalam sasaran target 2,5±1%. Untuk menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, BI Lampung akan memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), percepatan digitalisasi transaksi pembayaran (TP2DD), serta penguatan investasi melalui Forum Investasi Lampung (FOILA).
Dukungan terhadap UMKM juga menjadi perhatian utama, termasuk akses pembiayaan yang lebih luas dan hilirisasi klaster pangan strategis. Dengan berbagai strategi ini, Lampung optimistis mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonominya di tahun 2025.(*)