Pengerajin Tungku Bertahan Dalam Moderenisasi

Iklan

Pengerajin Tungku Bertahan Dalam Moderenisasi

Redaksi
Jumat, Juli 04, 2014 | 11:07 WIB 0 Views Last Updated 2014-07-17T07:53:18Z
SuaraLampung.Com, Tungku untuk memasak, bila mendengar nama itu mungkin setiap kita pasti mengenalnya, tungku tradisional yang dulu waktu kita kecil digunakan oleh orang tua kita, untuk memasak nasi sayur serta banyak kebutuhan keluarga lainnya,

Namun kini setelah jaman semakin maju banyak para ibu rumah tangga yang beralih menggunakan komporgas, karena dipandang lebih bersih juga lebih mudah. Namun siapa yang menyangka bahwa kini masih ada pengerajin tungku masak yang masih bertahan dengan menggantungkan hidup dari membuat kerajinan tungku masak.

Di Desa Banjar Negeri Kecamatan Natar Lampung Selatan ada seorang warga yang masih setia menggeluti profesi sebagai pembuat tungku masak,

Suparman pria parubaya berusia 54 tahun, telah menggeluti usaha ini hampir separuh umurnya, sejak tahun 80 an, dalam satu bulan ayah tiga orang anak ini mampu menghasilkan 200 tungku.

Dikatakannya proses membuat tungku terbilang mudah namun butuh kesabaran karena prosesnya panjang, dari mencetak, melubangi, mengeringkan,membakar dan yang terakhir memoles."Pembuatan proses ini juga sangat bergantung pada alam bila cuaca sedang baik maka tungku dapat di bakar dalam waktu tiga hari, tetapi bila cuaca takbersahabat maka prosesnya bisa lebih dari satu minggu," katanya Jumat (4/7).


Hal yang paling sulit dari proses pembuatan tungkunya adalah pada proses pembutan adonan bahan tungku yang terdiri dari campuran abu gosok merang kulit padi yang dicampur dengan tanah lembut dengan perbandingan 9 ember abu berbanding 1 ember tanah lunak kemudian dicampur (diluluh) dalam istilah para pengerajin, setah itu baru dibentuk dalam cetakan.


Untuk pemasaran hasil tungku juga terbilang sangat mengejutkan menurut pengakuannya pemasaran tungku hasil buatannya sangat mudah dirinya hanya tinggal mengantarkan kepengepul saja maka tungku buatannya langsung di bayar berapapun jumlah tungku yang disetorkannya, " saya tinggal bawa ke panglong saja langsung dibayar, tungku buatan saya di jual sampai ke padang, jambi dan medan," paparnya.

Diungkapkannya dirinya menjual tungku buatannya seharga Rp. 25 ribu untuk ukuran kecil, Rp. 60 Ribu untuk ukuran besar, serta Rp 80 Ribu untuk ukuran super besar.

"Saya merasa nyaman dengan pekerjaan ini diakuinya dalam satu bulan dirinya dapat mendapatkan penghasilan kotor sebesar Rp. 6 juta rupiah, setelah dipotong biyaya setiap bulannya saya bisa memperoleh keuntungan bersih 40 % dari keuntungan kotor," ungkapnya. (Tri W).

Foto proses pembuatan tungku masak Di Desa Banjar Negeri Kecamatan Natar Lampung Selatan, foto Jumat (4/7). 
Foto proses pembuatan tungku masak Di Desa Banjar Negeri Kecamatan Natar Lampung Selatan, foto Jumat (4/7). 









Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pengerajin Tungku Bertahan Dalam Moderenisasi

Trending Now

Iklan

iklan