Belajar Kemandirian Dari Nek Sukenah

Iklan

Belajar Kemandirian Dari Nek Sukenah

Redaksi
Minggu, April 24, 2016 | 03:27 WIB 0 Views Last Updated 2016-04-23T20:27:54Z

Laporan Reporter Juanda Isha

Suaralampung .Com. Tak banyak yang tak ingin tahu jika melihat Nek sukenah, bisa jadi dalam benak akan timbul buat apa ga ada untungnya, capek capek ekpose, cari data dan ketik- ketik  tulisan, capek dech.......bahkan mungkin dalam benak timbul menyalahkan sukenah yang tua renta ini dengan kalimat  salah sendiri kalo dia hidup miskin.

Tapi dari nenek sukenah yang hidup miskin kita bisa belajar satuhal yang berharga, munggkin bila dinilai maka akan sangat mahal bahkan mungkin tidak ternilai, yaitu kemandirian. Dimana banyak orang yang masih jauh darikata ini, mungkin bergantung pada orang tuanya, pada pemerintah atau pada hal lainnya, namun tidak berlaku bagi nenek Sukenah dan itu tergantung interprestasi masing pembaca dalam menyikapinya.

Nenek Sukenah, tinggal dijalan Ikan Sebelah, gang Baiturahman
Rt 35 Lingkungan 3 Kelurahan Pesawahan Telukbetung Selatan Kota Bandar lampung. Untuk menuju kerumahnya ada beberapa alternatif jalan dan gang yang kesemuanya berliku, dan tak dapat ditempuh oleh kendaraan roda dua untuk sampai kedepan rumahnya.

Nenek Sukenah tinggal seorang diri didalam ruangan yang kurang lebih berukuran 3 x 4 meter persegi yang di bagi menjadi 2 ruangan, 1 ruang untuk tempat tidur, 1 ruangan dapur plus sumur tempat mandi dan cuci sekaligus jemur pakaian.

Sukenah memiliki 3 orang anak yang alhamdulillah ketiganya telah berkeluarga, tinggal dibekasi dan Natar, satu anak perempuannya tinggal bersama suaminya sekitar kurang lebih 100 Meter dari rumah nenek Sukenah.

Menurut cerita nenek Sukenah, anaknya sering mengajaknya tinggal bersama, tapi dia menolaknya dengan alasan malu karena anaknya adalah perempuan yang tinggal sama suami.
"Saya malau karna anak saya perempuan yang tinggal sama suaminya nanti bebanya nambah," ungkap sang nenek.

Seperti penuturan nenek sukenah
Ketika suaralampung.com mencoba bertanya kenapa ga jadi pengemis, yang tidak terbebani dengan berang bawaan semacam kue kue, dan menghasilkan uang lebih dari sekadar dagang kue yang ia lakukan sekarang, mak enah menjawab setelah terdiam sejenak " Mak malu, mak ga mau minta minta, ga mau nyusahin orang, lebih baik mak dagang beginian, sambil menunjuk sangke dekat tangannya, kalo dikasih orang mak mau seberapa aja, asal iklas yang kasihnya," tuturnya.

Sebuah jawaban jujur dari hati, betapa tidak kini begitu banyak pengemis yang berpenampilan necis, bahkan pejabat bermental pengemis, bermodal proposal dan program bodong, mungkin sekarang harus malu pada nek Sukenah.

Nek Sukeneh mungkin seharusnya layak dapet bantuan tetap dari Pemkot Bandarlampung atau dari Negara, namun dirinya tidak memperolehnya, karena ada persaratan baku yang tidak dapat dipenuhi, yaitu rumahnya sudah berlantai semen, padahal itu pun bantuan dari warga yang iba. Pemerintah kini mungkin harus lebih jeli dalam menilai, agar bantuan tak salah sasaran.

Apakah terlambat sekarang jika mau membantu, mungkin iya, tapi terlambat itu lebih baik daripada hanya menutup mata.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Belajar Kemandirian Dari Nek Sukenah

Trending Now

Iklan

iklan