Suaralampung.Com, Lampung Timur - Dalam adat istiadat dan ritual setiap agama, sudah tentu ada tradisi yang di laksanakan sesuai dengan kebiasaan yang selalu di pakai oleh nenek moyang serta diyakini, hal ini termasuk bagi umat hindu dalam melakukan ibadah, termasuk pada saat menghadapi hari raya nyepi yang akan di laksanakan, pada selasa (28/3/2017). Di kecamatan Sekampung
Terkait hal tersebut Umat Hindu yang ada di sekampung udik melakukan ritual doa bersama dan membakar patung raksasa. Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala, digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, yang biasanya suka mengganggu umat hindu pada saat beribadah, patung tersebut dibuat dalam bentuk menyerupai makluk raksasa atau makhluk jahat yang mengerikan.
Ogoh-ogoh adalah sebagai representasi Bhuta Kala dan dibuat menjelang Hari Nyepi, yang kemudian diarak beramai-ramai keliling desa, pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.
Di Desa Didorejo nampak terlihat Ogoh ogoh di beberapa titik lapangan merdeka desa tersebut. Ogoh ogoh dalam wujud Rahwana dan ditambah dengan Ogoh-ogoh lainya. Rahwana yang memurut cerita adalah simbul dari seorang raja yang sangat jahat dimuka bumi ini.
Dewa Putu Alit Sag.H. menjelaskan, kegiatan tersebut dalam rangka menyambut hari raya nyepi, dan kegiatan ini selalu diadakan ritual terlebih dahulu, yang pertama adalah pembakaran ogoh-ogoh, karna ogoh ogoh perwujudan butakala.
" Tujuannya karna besok kita melaksanakan nyepi, supaya tidak mengganggu pada saat melakukan nyepi, ya kita bakar, acara hari raya selalu di laksanakan pada bulan maret, yaitu tepatnya pada hari tilem yaitu, tilem kesare sasi kedase," ujar Dewa Putu Alit. Ketua adat Hindu sekampung udik menutup wawancara dengan jurnalis media ini. (Raja)