Suaralampungcom, lampung timur, - Sungguh kasihan jika melihat keluarga miskin yang mengalami ketacunan satu keluarga dan akhirnya salah satu dari keluarga tersebut meninggal Dunia.
Heri 37th Warga Desa Karang Anyar Kecamatan Labuhan Maringgai Harus Iklas dengan kepergian Putri Kecilnya yang bernama Selvi 2,5th, keluarga Heri diduga keracunan setelah sarapan pagi di kediamannya dan yang dimakan adalah nasi dari beras sejahtera (rastra)atau yang sering di sebut masyarakat Raskin (beras orang miskin) pada Sabtu 23/09/2017 lalu.
Menurut penuturan Heri pada Suaralampung.com minggu 08/10/2017, hari itu mereka sekeluarga sarapan bersama setelah menanak beras yang di dapat dari jatah pemerintah dengan menggunakan lauk telur goreng dan sambal tempe, namun selang kurang lebih setengah jam dari sarapan tersebut tiba-tiba rasa mual dan pusing sehingga terjadi muntah-muntah.
"Kami sekeluarga setelah sarapan pagi itu tiba-tiba mual beserta pusing lalu muntah-muntah dan karna tidak kuat kami akhirnya tergeletak semua di dalam rumah, hal ini saya tidak tahu apa yang membuat kami sekeluarga menjadi keracunan sedangkan kami tidak ada lain yang kami makan selain nasi yang berasnya baru kami buka karungnya berasnya pagi itu dan hanya lauk telur goreng dan sambal tempe" ujar Heri.
Akibat kejadian tersebut Heri selaku kepala rumah tangga Harus kehilangan putri nya yang paling kecil yang bernama Selvi karna meninggal dunia pada saat Ba'da isya.
Kejadian keracunan satu keluarga ini tentunya menyimpan misteri dan pertanyaan atas tragedi ini, karna dalam hal ini banyak pihak diduga mencoba menutup-nutupi permasalahan agar tidak menyebar luas Seperti apa cerita yang sebenarnya.
Seperti di tuturkan Heri Seminggu setelah kejadian Sisa beras yang telah mereka masak tersebut di minta oleh perangkat desa namun pada hari minggu 08/10/2017, berdatangan kerumahnya orang-orang dari pemerintahan baik Desa atau kecamatan bahkan ada yang mengaku dari kabupaten.
Mereka membawa beras yang dikatakan beras tersebut adalah beras sisa dari keluarga Heri memasak pada saat kejadian keracunan beberapa hari lalu dan memasak beras tersebut di kediaman Heri kemudian mengumpulkan warga sekitar dan mengajak warga makan nasi yang telah matang itu.
lalu meminta tanda tangan warga setelah makan dan tidak keracunan sehingga puluhan orang rela menandatangani di atas kertas untuk membuktikan bahwa memakan nasi rastra yang diterima Heri tidak mengandung racun 08/10/2017, siang
Kedatangan Insan Pers menuju kediaman Heri di Dusun 1 Desa Karanganyar Kecamatan Labuhan Maringgai, sesampai di tempat yang di tuju rombongan Awak Media manggil pemilik rumah dengan Assalamu alaikum yang di sahut oleh Heri dengan jawaban Wa'alaikum salam dan membukakan pintu rumah gribik yang dimilikinya,saat itu Heri memakai kacamata hitam tebal dan memakai sarung.
Setelah berbincang-bincang Awak media sempat menanyakan perihal Heri memakai kacamata, lalu Dia mengatakan mata saya masih belum bisa melihat yang terang mas semenjak kejadian itu karna sangat silau kalau tidak menggunakan kacamata tukasnya.
Saat di pertanyakan apakah sudah berobat lalu heri menjawab.
"Kami sempat dibawa ke dokter Feri, dan di katakan keracunan kemudian saya dan isteri beserta anak-anak saya disarankan untuk dirawat ke puskesmas, namun kurang lebih satu jam diperiksa dan dinyatakan tim medis mengalami keracunan dan harus dirawat.tapi saya meminta untuk pulang karna saya memikirkan harus mengubur anak saya,sehingga kamipun pulang ke rumah,"pungkas Heri.
Berita wartawan Suaralampung.com
(Raja)
Foto oleh Raja