suaralampung.com - Lamsel, Akibat pencemaran polusi udara yang mendatangkan aroma bau kotoran hewan yang menyengat diduga hal tersebut dapat mengancam gangguan kesehatan pada saluran pernapasan di tubuh manusia. Mulai meresahkan warga blok 4 a, dibelakang fitrinof Desa Karang Anyar Kecamatan Jatiagung. Bau aroma busuk kotoran sapi diduga berasal dari rumah potong dan penggemukan sapi di salah satu perusaahaan ternak hewan milik perorangan.
Pasalnya, polusi udara berupa bau aroma busuk kotoran yang menyengat penciuman ini memang sudah lama dirasakan warga desa. Namun kini polusi udara yang membawa bau busuk hingga kepemukiman warga itu mulai terasa menggangu dan mengncam kesehatan warga yang sangat dekat dari pusat aroma busuk bekas kotoran hewan yang berasl dari rumah atau kandang hewan ternak milik perorangan tersebut.
Berdasarkan informasi yang didapat dari warga setempat. Bahkan sudah ada warga yang terserang penyak seperti gangguan pernapasan yang diduga akibat dampak polusi udara yang sudah tercemar dengan limbah kotoran hewan , mulai dari sakit ringan yang dialami warga, bahkan ada juga warga yang Sampai dirawat ke rumah sakit, kemungkinan juga akibat udara yang sudah tidak sehat dan tercemar oleh banyaknya kotoran sapi yang berasal dari kandang rumah potong hewan yang berjarak sangat dekat dari pemukiman rumah warga, tentu inilah yang mendasari warga desa bereaksi agar perusahaan peternakan tersebut di tutup atau dipindahkan ke lokasi yang jauh dari pemukiman.
Betapa tidak, hanya aroma busuk kotoran sapi inilah yang selalu dinikmati warga, dari dampak adanya rumah atau kandang peternakan sapi yang ada didesa mereka, dan ini pun sudah berjalan sudah cukup lama dan cukup membuat kesabaran warga desa, ungkap salah satu warga yang minta namanya tidak disebutkan.
Selain aroma busuk yang menjadi keluhan warga, rupanya keberadaan kandang hewan itupun mengundang banyak lalat bertebaran sampai kepemukiman, besar kemungkinan inipun berkaitan dengan adanya limbah kotoran sapi yang mengundang hewan pembawa penyakit ini menghinggapi sampai kerumah-rumah warga sekitar yang berada didekat kandang hewan tersebut.
Berdasarkan pantauan pewarta SLCOM ke desa karang anyar dimana perusahaan ternak tersebut berada, rupanya benar, aroma busuk yang menyengat Indra penciuman serta banyaknya lalat-lalat yang berterbangan disekitar pemukiman warga memang sangat terasa menggangu.
Saat dikonfirmasi ke salah satu warga, Eka, pria berumur 40 tahun ini, menceritakan permasalahan pencemaran udara berupa aroma bau busuk bekas kotoran sapi ini, memang sudah lama dikeluhkan warga desa karang anyar, namun saat ini mulai sepertinya harus bertindak karena ini sudah menggangu kesehatan warga, ujar Eka, saat dijumapai lingkungan tempat tinggalnya, Selasa (16/7/19).
Diapun menceritakan, hampir setiap hari merasakan, dan mengeluhkan Arian busuk dan banyak nya lalat yang hinggap di rumah miliknya.
" Siapa yang tahan dan mau merasakan aroma busuk seperti saat ini bang, sudah apek lalatnya banyak juga disekeliling kami, coba saja bang'
" Yaa..bisa liat dan rasakan sendirilah bang, apakah aroma menyengat dan lalat-lalat ini mengganggu atau tidak menurut Abang. Dulu sebelum adanya rumah potong hewan tersebut, kami warga disini tidak pernah bang mencium aroma busuk yang menggangu seperti sekarang, apalagi melihat banyak nya lalat-lalay yang beterbangan dirumah, dulu saya tidak pernah melihat nya di Desa ini".
Lebih lanjut Eka pun mengungkapkan, terlebih lagi pada saat-saat penghujan, aroma busuk dan Lalat disitu lebih menyengat dan banyak lalat nya. Saya kemungkina besar rasa berasal dari tempat usaha ternak, pemotongan sekaligus tempat pengemukan sapi itu.
"Memang faktanya jarak antara kandang hewan ternak dan perumahan warga bisa dikatakan memang berdekatan dengan rumah-rumah penduduk"
Di informasikan juga , Saat tim kelokasi, benar saja tim SLCOM melihat aktivitas dan tempat kandang pemotongan hewan yang ditaksir menghabiskan beberapa ton pakan permentsi perhari tersebut, memang tidak tepat berada di tengah pemukiman warga.
Diketahui perusahaan peternakan yang dikalsifikasikan termasuk usaha kelas menengah dan besar ini, hampir setiap setiap harinya sapi ternak yang di kurang lebih sebanyak 90 ekor lebih tersebut, dapat menghabiskan pakan permenatasi dengan jumlah sampai berton-ton, tentunya pengolahan dan penanganan limbah nya pun harus berbanding lurus,bmengingat asupan yang dimakan sapi tersebut setiap harinya memakan pakan dengan jumlah yang besar, sudah pasti juga akan menghasilkan kotoran dalam jumlah yang besar juga.
Bila melihat radius atau jarak antara lokasi tempat usaha ternak (kandang) dan pemukiman warga (rumah), dengan yang berdekatan seperti kandang ini, tentu sudah menyalahi, seharuanya pemilik usaha juga lebih profesional untuk mengkaji dan menganalisa baik dampak dampak apa yang akan timbul,dari aktifitas usahanya. Seharusnya di konsultasikan dan dikordinasikan dulu dengan pihak terkait, sehingga dapat meminimalisir gangguan atau resiko apa nanti ditimbulkan kegiatan sebuah usaha. Apa lagi ingin menjalankan usaha dibidang peternakan hwwan, dari jarak kandang dan pemukiman rumah warga seharusnya berjauhan, bukan sepeti berdempetan dengan pemukiman warga.
Eka juga mengingatkan, bila dalam waktu dekat pemilik kandang peternakan sapi tersebut masih juga cuek atau sengaja membiarkan permasalahan ini, dan tidak juga mengundang warga sekitar yang terdampak untuk duduk bersama bermusyawarah mencari solusi, masalah bau busuk ini, kami sendiri juga yang nanti akan menempuh jalur prosedural dengan lapor ke dinas lingkungan hidup, bahkan bila memang perlu kami akan ramai-ramai bersama warga lainya, kalo memang perlu demonstrasi yang dapat menutup kandang sapi itu, kami akan tempuh itu, Pungkasnya. (eos)