Rimlan: SPJ Untuk Kegiatan PEDA KTNA ke-XVI di Lamsel Perlu di Kaji Ulang Bila Hanya Untuk Event Yang Terkesan Di Buat Asal Jadi.

Iklan

Rimlan: SPJ Untuk Kegiatan PEDA KTNA ke-XVI di Lamsel Perlu di Kaji Ulang Bila Hanya Untuk Event Yang Terkesan Di Buat Asal Jadi.

Redaksi
Senin, Juli 29, 2019 | 09:02 WIB 0 Views Last Updated 2019-07-29T02:02:40Z

suaralampung.com - Lamsel - Terkait besarnya anggaran yang dihabiskan yang menelan hingga 600 juta lebih pada Pekan Daerah (PEDA) Kelompok Tanin Nelayan Andalan (KTNA) beberapa Minggu lalu, yang dipusat di lapangan cipta karya di Kecamatan Kalianda Lampung Selatan banyak menuai pertanyaan dari berbagai kalangan.

Pasalnya, kegiatan yang menghabiskan anggaran 600 juta lebih itu di sinyalir telah terjadi kelebihan pembayaran yang seharus nya bila melihat kegitan dari sebuah event tersebut. Semestinya tidak menghabiskan anggaran sampai setengah milyar lebih. Kiita bisa melihat dan menghitung antara besarnya biaya dan megahnya dari sebuah event yang diselenggarakan.

Betapa tidak, bila anggaran setengah milyar itu digunakan untuk penambahan modal usaha kaum tani, tentunya akan lebih bermanfaat dari pada hanya sebuah kegiatan yang bersifat pemborosan dan seremonial yang tidak menyentuh langsung kehidupan kaum tani.

Tak ayal, kegiatan yang dinilai menghambur-hamburkan uang banyak menuai sorotan. Salah satu nya dari pimpinan Ormas Pasubal Lampung, Rimlan, dirinya angkat bicara.

Rimlan, mengatakan, seharusnya penyelenggara dengan anggaran yang besar tentu dapat membuat perhelatan acara yang lebih semarak dan banyak melibatkan yang memang benar-benar dari para petani yang tergabung dalam kelompok tani, bukan seperti kemarin yang terkesan akal-akalan dan bagi-bagi uang hanya untuk segelintir elit dan kelompok nya saja dalam penyelenggaraan tersebut.

"Saya pertanyakan, mulai dari manfaat yang didapat oleh para petani dari sebuah kegiatan seremonila seperti itu apa", kata rimlan.

"Seharusnya para elit atau PPK lebih memperhatikan, esensi dari sebuah program itu sendiri. Misal bagai mana caranya meningkatkan produktivitas dan menjamin harga komoditas pertanian dilevel tertinggi, hingga berkorelasi untuk meningkatkan kesejahteraan para petani itu sendiri. Kalo berbicara ilmu dari asah terampil dan sebagainya saya rasa petani kita lebih hebat dan pintar didalam menerapkan cara-cara pembudidayaan yang lebih baik, dari pada oknum yang pandai dalam mengakali sebuah anggaran uang negara hanya untuk sebuah event seperti ini". kata Rimlan, saat dijumpai dikantonya, Sabtu, 27/7/19.

Dirinya pun mempertanyakan, seharusnya dengan anggaran 600 juta lebih itu, pihak penyelenggara harusnya lebih maksimal dan profesional dalam menata suatu event, apalagi ini event bertatap provinsi, jadi kita sebagai tuan rumah tidak malu,seperti yang ditampilkan kemarin.

" Mulai dari kurang nya gaung informasi promosi, persiapan ketring yang hanya menyiapkan sajian sekelas paket serbu, hingga seting panggung dan tenda nya pun terlihat asal-asalan".

"Itu tenda nya saja cuman sewa sebanyak pakai 50 unit, dan sewanya saja hanya menghabiskan Rp.320 ribu per unit, nah kalo kita kali itu hanya menghabiskan sekitar Rp.16 juta lebih. Apa iya ketring dan sewa tenda yang sekecil itu bisa menghabiskan ratusan juta lebih, ini informasi dari pihak yang punya tenda lo. tanya Rimlan.

Ketua Ormas Pasubal lampung ini pun mengingatkan " Saya harap untuk dinas terkait seperti BPKAD dapat meng evaluasi dan lebih selektif terkait untuk hal untuk pencairan anggaran ini, bila perlu dibayarkan sesuai prestasi dan kebutuhanya nya saja yang dicairkan. Apalagi bila tidak jelas, ini nantinya dapat mengarah pada dugaan penyimpangan anggaran nanti nya, ungkap rimlam.

Perlu diketahui juga, untuk kegiatan event PEDA KTNA ini juga pelaksana pihak ketiga nya pun, tidak jelas, tentu ini juga dapat menjadi bomerang bila pihak keuangan mencairkan SPJ yang di duga dibuat tidak akuntabel dalam sebuah pelaporan dan pertanggung jawaban sebuah kegiatan. Sehingga kelebihan pada pembayaran dan perilaku yang mengarah dapat merugikan keuangan negara dapat diminimalisir, jangan dicairkan dong bila memang adanya indikasi serta fakta penggunaanya yang tidak sesuai anatara SPJ dan kegiatan yang dilaporkan. Pungkasnya. (Rli).
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rimlan: SPJ Untuk Kegiatan PEDA KTNA ke-XVI di Lamsel Perlu di Kaji Ulang Bila Hanya Untuk Event Yang Terkesan Di Buat Asal Jadi.

Trending Now

Iklan

iklan