Pringsewu — Dugaan penerapan sistem pembelajaran dobel shift di SMK YPT Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, mencuat ke permukaan. Informasi ini muncul berdasarkan keterangan dari salah satu siswa serta pengakuan seorang oknum guru yayasan, yang dikonfirmasi pada Selasa (20 Mei 2025).
Seorang siswa yang diwawancarai tim media ini menyebutkan bahwa proses belajar di sekolah tersebut dilakukan secara bergiliran. “Kami masuk bergantian, ada yang pagi dan ada yang siang. Itu sudah berlangsung sejak saya masuk sampai sekarang,” ujar siswa tersebut, yang meminta agar identitasnya dirahasiakan.
Keterangan serupa juga disampaikan oleh seorang oknum guru yayasan saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler. “Iya, Pak. Di sini memang masih sistem dua shift,” jawabnya singkat.
Sebagaimana diketahui, sistem dobel shift biasanya diterapkan di sekolah-sekolah yang mengalami keterbatasan sarana dan prasarana, terutama jumlah ruang kelas. Namun demikian, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan kebijakan yang mendorong seluruh satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran satu shift penuh, guna menjamin kualitas belajar yang merata dan efisien.
Adapun sekolah yang diduga masih menjalankan sistem dobel shift berpotensi menghadapi beberapa konsekuensi administratif, antara lain:
1. Tidak diprioritaskan dalam program bantuan sarana dan prasarana (DAK).
2. Menerima teguran dari Dinas Pendidikan setempat.
3. Penurunan nilai akreditasi oleh BAN-S/M karena tidak memenuhi standar nasional.
4. Rekomendasi percepatan pembangunan unit sekolah baru oleh pemerintah daerah.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala SMK YPT Pringsewu, Istiarti Kartika Rinvari, S.E., M.M., belum berhasil dikonfirmasi untuk memberikan tanggapan resmi terkait informasi tersebut.
(Team)
