Suaralampung.com, Lampung — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung menyampaikan sikap tegas terkait pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Lampung yang digelar hari ini di Tabek Indah.
HMI Cabang Bandar Lampung menyayangkan ketidakterlibatan mereka dalam agenda besar kepemudaan tersebut, meskipun selama ini secara struktural dan historis, selalu menjadi keterwakilan dan bagian dari Musda serta memiliki hak suara.
KSB HMI Cabang Bandar Lampung menilai bahwa pelibatan Badko HMI Sumbagsel oleh panitia Musda sebagai representasi HMI adalah bentuk kekeliruan administratif dan inkonsistensi terhadap sistem organisasi kepemudaan yang telah lama berjalan.
“Perlu ditegaskan bahwa Badko HMI Sumbagsel adalah badan koordinasi lintas provinsi, bukan representasi kepengurusan HMI di Provinsi Lampung. Kalau mereka di libatkan di lampung mereka pula harus di libatkan di Sumatera Selatan,Bengkulu Dan Bangka Belitung tetapi kan tidak mungkin, Maka dari itu tidak dilibatkannya HMI Cabang Bandar Lampung dalam Musda ini bukan hanya keliru secara administratif, tetapi dinilai menyebakan perpecahan di tubuh organisasi kepemudaan,” .tegas Ketua Umum HMI Cabang Bandar Lampung, [Tohir Bahnan].
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa sikap panitia justru memecah belah kesatuan organisasi kepemudaan di Lampung, karena mengabaikan cabang yang secara sah dan aktif selama ini terlibat dalam Momentum Terbesar KNPI khususnya di Provinsi Lampung.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Umum HMI Cabang Bandar Lampung, [Muhammad tegar] menyampaikan bahwa ketidakterlibatan cabang dalam Musda kali ini mencederai prinsip-prinsip partisipasi dan transparansi yang seharusnya menjadi landasan dalam forum-forum organisasi kepemudaan.
“Selama ini kami selalu dilibatkan dan turut serta dalam menyukseskan Musda KNPI. Ketika hari ini kami justru disingkirkan, maka ini bukan hanya pelecehan terhadap struktur organisasi kami, tetapi juga pengkhianatan terhadap semangat kolektif pemuda di Lampung,” ujarnya.
Sementara itu, Bendahara Umum HMI Cabang Bandar Lampung, [Alfarizi Wijaya], turut mengecam ketidakterbukaan panitia Musda. Ia menilai bahwa keputusan sepihak seperti ini menunjukkan bahwa ada agenda-agenda tersembunyi di balik penyelenggaraan Musda tersebut.
“Musda seharusnya menjadi momentum rekonsiliasi dan konsolidasi pemuda, bukan alat untuk kepentingan kelompok tertentu. Jika forum sebesar ini saja sudah tidak sehat dari awal, bagaimana bisa kita berharap hasilnya berpihak pada kepentingan pemuda Lampung secara luas?” ungkapnya.
HMI Cabang Bandar Lampung menyerukan kepada seluruh elemen pemuda dan organisasi kepemudaan di Provinsi Lampung untuk tetap menjaga independensi, menjunjung tinggi etika berorganisasi, dan tidak terjebak pada dinamika yang justru memecah belah.
“Kami akan tetap menjadi bagian dari gerakan pemuda yang progresif, inklusif, dan menjunjung tinggi semangat musyawarah dalam bingkai persatuan,” tutup Ketua Umum. (Rls)
