Suaralampung.com, Lampung — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Pesisir Barat terus memperkuat sinergi antarinstansi melalui kebijakan dan program inovatif guna menekan laju inflasi daerah. Hal ini menjadi fokus utama dalam High Level Meeting dan Capacity Building TPID Pesisir Barat yang digelar pada Selasa (23/7/2025).
Wakil Bupati Pesisir Barat, Irawan Topani, SH, MKn, dalam sambutannya menegaskan bahwa pengendalian inflasi membutuhkan kolaborasi lintas sektor, bukan hanya dari bidang perdagangan atau pertanian semata.
“Kita tidak boleh bersikap reaktif. Diperlukan sistem pengendalian inflasi yang proaktif, adaptif, dan berbasis data. Sektor infrastruktur, transportasi, komunikasi, hingga pemberdayaan UMKM dan pasar rakyat harus turut terlibat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, memaparkan bahwa inflasi di Provinsi Lampung pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87% (yoy). Angka ini didorong oleh komponen inti (emas perhiasan), volatile food (beras, cabai, bawang merah), serta administered price (angkutan udara, transportasi dalam kota, dan bahan bakar).
Ia juga menyoroti potensi ekonomi Pesisir Barat yang besar, terutama dari komoditas unggulan seperti kopi, kelapa, dan kelapa sawit, yang dinilai mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
“Sinergi yang kuat antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, BPS, Bulog, dan pelaku usaha sangat diperlukan untuk menciptakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan,” jelasnya.
Dari sisi data, Rika Nugraeni Hermawan, S.Tr.Stat, dari BPS Lampung Barat, menekankan pentingnya data ekonomi yang akurat dan terkini sebagai dasar dalam menyusun strategi pengendalian inflasi yang tepat sasaran.
Analis Kebijakan Ahli Muda Biro Perekonomian Provinsi Lampung, Antariksa Putra Negara, S.E., M.Ak., menambahkan bahwa pemerintah provinsi telah menghadirkan kanal sinergi pengendalian inflasi TPID sebagai platform pelaporan kinerja lintas kabupaten/kota, termasuk untuk Pesisir Barat. Inovasi tersebut bahkan mendapat apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri.
Kegiatan juga diwarnai dengan sesi berbagi praktik baik oleh TPID Kota Metro. Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Metro, Eni Purwati, S.T., memaparkan inovasi Toko MAPAN (Metro Maju Antisipatif Pengendalian Harga Pangan), yang terbukti efektif dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok. Berkat inovasi tersebut, Kota Metro masuk nominasi TPID terbaik tingkat kabupaten/kota se-Sumatera pada tahun 2019, 2022, dan 2023.
Melalui kegiatan ini, TPID Pesisir Barat diharapkan dapat memperkuat koordinasi lintas sektor, memanfaatkan data secara maksimal, serta melahirkan inovasi konkret dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat.
