Suaralampung.com-Merbau Mataram-Pembina Komunitas Ad'dawah Muhsinin, Ustadz Ismeidas Makfiansyah meminta bude Ngatemi guru ngaji dhuafa yang mendapat bantuan pembangunan rumah, merawat dengan baik rumah bantuan yang diperolehnya.
"Ini kan bantuan dari umat maka harus dijaga dengan baik, jadi terawat dan bisa terus bermanfaat," katanya.
Diapun meminta bude Ngatemi untuk jangan lelah mengajar anak-anak mengaji walaupun seringkali jerih payahnya kurang dihargai.
"Kita tau banget kalau guru ngaji dipelosok itu jerih payahnya kurang dihargai, orang tua santri banyak yang pengennya diajar ngaji gratis, padahal memberi sesuatu ke guru ngaji itu banyak banget pahalanya," jelasnya.
Sementara itu penanggung jawab project pembangunan rumah bude Ngatemi, Wulandari mengatakan, biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah berukuran 6x6 meter ini mencapai Rp. 19.000.000.
"Kebetulan menantu bude Ngatemi ini seorang tukang dan anaknya juga gesit membantu, Jadi walaupun boros disemen dan pasir karena produksi batako sendiri namun kita bisa berhemat di ongkos tukang, karena hanya membayar satu orang tukang," kata relawan Komil Lampung ini.
Wanita yang akrab disapa mbak Wulan ini menjelaskan, dana 19.000.000 tersebut dia peroleh dari Komunitas Ad'dawah Muhsinin sebesar Rp.17.000.000 dan sisanya dari donatur lain.
"Dengan dana segitu kita sudah bisa pasang listrik dan ngeramik ruang tamu. Sementara kusen dan daun jendela/pintu, sebagian ada yang beli ada juga yang diberi cuma-cuma oleh tetangga bude Ngatemi," jelasnya.
Bude Ngatemi sendiri berulangkali mengucapkan terimakasih kepada para relawan atas bantuan yang sudah diberikan.
"Saya gak nyangka ada yang mau membantu saya, selama ini saya sendiri tidak tahu bisa dapat uang darimana untuk memperbaiki rumah dan nyambung listrik, tiba-tiba Allah kirimkan bapak-ibu yang baik hati, pak Ustadz Ismeidas, bunda Tarti, bunda Lili, bunda Wulan, mbak Lilis, dan semua orang yang sudah membantu saya punya rumah lebih layak huni. Semoga semuanya diberikan nikmat panjang umur, rezeki yang melimpah dan dijauhkan dari fitnah dan marabahaya agar bisa terus menolong orang susah seperti saya," katanya sambil menahan air mata.
Saat berita ini diturunkan, pengerjaan rumah sudah 80 persen, tinggal memasang keramik ruang tamu, melepoh dan mengaci tembok serta pemasangan daun pintu/jendela. Teras sengaja dibuat lebar agar dapat menampung anak-anak yang mengaji diwaktu sore hari. (Wd-asep)
"Ini kan bantuan dari umat maka harus dijaga dengan baik, jadi terawat dan bisa terus bermanfaat," katanya.
Diapun meminta bude Ngatemi untuk jangan lelah mengajar anak-anak mengaji walaupun seringkali jerih payahnya kurang dihargai.
"Kita tau banget kalau guru ngaji dipelosok itu jerih payahnya kurang dihargai, orang tua santri banyak yang pengennya diajar ngaji gratis, padahal memberi sesuatu ke guru ngaji itu banyak banget pahalanya," jelasnya.
Sementara itu penanggung jawab project pembangunan rumah bude Ngatemi, Wulandari mengatakan, biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah berukuran 6x6 meter ini mencapai Rp. 19.000.000.
"Kebetulan menantu bude Ngatemi ini seorang tukang dan anaknya juga gesit membantu, Jadi walaupun boros disemen dan pasir karena produksi batako sendiri namun kita bisa berhemat di ongkos tukang, karena hanya membayar satu orang tukang," kata relawan Komil Lampung ini.
Wanita yang akrab disapa mbak Wulan ini menjelaskan, dana 19.000.000 tersebut dia peroleh dari Komunitas Ad'dawah Muhsinin sebesar Rp.17.000.000 dan sisanya dari donatur lain.
"Dengan dana segitu kita sudah bisa pasang listrik dan ngeramik ruang tamu. Sementara kusen dan daun jendela/pintu, sebagian ada yang beli ada juga yang diberi cuma-cuma oleh tetangga bude Ngatemi," jelasnya.
Bude Ngatemi sendiri berulangkali mengucapkan terimakasih kepada para relawan atas bantuan yang sudah diberikan.
"Saya gak nyangka ada yang mau membantu saya, selama ini saya sendiri tidak tahu bisa dapat uang darimana untuk memperbaiki rumah dan nyambung listrik, tiba-tiba Allah kirimkan bapak-ibu yang baik hati, pak Ustadz Ismeidas, bunda Tarti, bunda Lili, bunda Wulan, mbak Lilis, dan semua orang yang sudah membantu saya punya rumah lebih layak huni. Semoga semuanya diberikan nikmat panjang umur, rezeki yang melimpah dan dijauhkan dari fitnah dan marabahaya agar bisa terus menolong orang susah seperti saya," katanya sambil menahan air mata.
Saat berita ini diturunkan, pengerjaan rumah sudah 80 persen, tinggal memasang keramik ruang tamu, melepoh dan mengaci tembok serta pemasangan daun pintu/jendela. Teras sengaja dibuat lebar agar dapat menampung anak-anak yang mengaji diwaktu sore hari. (Wd-asep)