SuaraLampung.Com, Kerajinan topi bambu yang dulu pernah mengangkat perekonomian masyarakat Kota Tanggerang, pada masa itu kerajinan topi bambu pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1932 yang menunjang kehidupan masyarakat Tanggerang, dimana pada masa itu topi bambu asal Tanggerang diekspor sampai ke Prancis Belanda dan jerman. Bahkan gambar topi bambu juga terdapat dalam logo Kota Tanggerang yang membuktikan sejarah panjang dimiliki oleh kerajinan masyarakat ini.
Namun sayangnya kini para pengerajin Topi bambu Di Desa Jambe Kabupaten Tangerang provinsi Banten mulai terpinggirkan, dimana para penegerajin hanya memproduksi jenis topi pramuka, topi meksiko juga peci bambu. Para pengerajin juga menyelesaikan rajutan setengah jadi untuk diolah kembali oleh pengerajin yang lain. Dari sekian banyak yang menyebabkan kemunduran para pengerajin topi bambu diantaranya, para pengerajin terkendala kurangnya pemasaran, sulitnya regenerasi, ditambahlagi kurangnya dorongan dari pemerintah dan masyarakat.
Namun kini masyarakat mulai dapat merasa lega dengan adana perhatian dari para pemuda komunitas topi bambu, dimana mereka memprakarsai pendirian galeri untuk memasarkan topi bambu Di Pasar Cikupa,
Saiful ketua komunitas topi bambu juga mengatakan dirinya mengatakan kini pemasaran topi bambu juga dilakukan melalui dunia maya," kami komunitas topi bambu juga telah memecahkan rekor topi bambu terbesar Di Dunia, serta saya berharap topi bambu akan kembali mengalami masa kejayaan dan benar-benar menjadi aikon kota seribu industri serta membawa sejahtera bagi masyarakatnya," katanya Kamis (31/7). (Tri W).
 |
| Topi terbesar didunia Rekor MURI |
