SuaraLampung.Com, Banyak orang berfikir tentang bagaimana bisa berinvestasi
yang menguntungkan. Deposito, emas, properti dan sejenisnya menjadi surga para
pengejar laba. Sayangnya, seringkali kita lupa bahwa ada satu investasi yang
sangat menguntungkan, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat; anak.
Ya, anak adalah investasi dunia-akhirat. Di dunia, anak
menjadi kebanggaan orang tua, penerus keluarga, aset kemajuan agama dan bangsa.
Di akhirat, anak yang selalu mendoakan orang tuanya menjadi salah satu sumber
pahala yang tak pernah reda.
Rasulullah bersabda: “Jika seorang manusia meninggal dunia,
maka terputuslah amal-amalnya kecuali tiga (perkara): sedekah jariyah, ilmu
bermanfaat, serta anak sholeh yang selalu mendoakan.” (HR. Muslim)
Dalam Islam, setiap anak yang lahir telah memiliki hak
masing-masing. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits: Seseorang datang
kepada Nabi Muhammad SAW dan bertanya: “Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?”
Nabi SAW menjawab: “memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan
memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). (HR. Aththusi).
Anak adalah investasi dunia dan akhirat |
Sudahkan kita memberikan hak-hak tersebut?
Nama adalah doa, memberikan nama yang baik terhadap anak
berarti mendoakannya dalam kebaikan.
Mendidik adab yang baik berarti menjadi suri tauladan bagi
anak, karena anak-anak adalah peng-copy terbaik yang hampir tidak pernah gagal
meniru. Sangat disayangkan, banyak orang tua beranggapan bahwa memasukkan anak
ke institusi pendidikan dianggap telah menggugurkan kewajiban mereka sebagai
pendidik utama dan pertama.
Memberi kedudukan yang baik dalam hati berarti melimpahkan
perhatian dan kasih sayang kepada anak. Sayangnya, banyak orang tua yang kadang
lupa bahwa anak-anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang bukan hanya dari
segi kualitas tetapi juga kuantitas.
Anak-anak membutuhkan lebih banyak waktu bersama orang tua.
Anak-anak, laki-laki maupun perempuan, membutuhkan sentuhan kasih sayang, peluk
dan cium. “Datang seorang Arab Badui kepada Nabi SAW lalu berkata, “Apakah
kalian mencium anak laki-laki? kami tidak mencium mereka.” Maka Nabi SAW
berkata, “Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Allah mencabut rasa
rahmat/sayang dari hatimu.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Anak-anak sholeh dan sholehah dambaan setiap orang tua |
Dewasa ini, banyak muncul kasus kekerasan terhadap anak.
Mulai dari kekerasan fisik hingga psikis, dan menyedihkannya, lebih dari
setengah kasus tersebut justru dilakukan oleh anggota keluarga. Selain itu, kelalaian dalam menjaga anak juga seringkali
berujung pada bencana. Ini adalah pekerjaan rumah bagi kita semua, untuk bisa
lebih menyayangi dan menghargai anak, penerus agama dan bangsa, perhiasan
kehidupan dunia. “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (QS.
Al-kahfi: 46)
Menjadi anak-anak tidak akan selamanya. Mereka akan tumbuh
dewasa. Sedangkan kita, akan menua dan akhirnya tiada. Tak ada lagi yang dapat
kita usahakan untuk menambah bekal bertemu Sang Pencipta. Bersyukur, Allah
menganugerahkan investasi akhirat yang pahalnya dapat terus mengalir meskipun
kita telah tiada. (Nanik Y).