SuaraLampung.Com, Tuhan memang ‘Mak Comblang’ terbaik. Dia telah menyatukan pasangan paling
serasi di dunia – setidaknya untukku; kopi dan hujan. Aku sangat mencintai
kopi, pun juga hujan. Dan cinta itu semakin berkembang ketika keduanya bertemu.
Menikmati secangkir kopi hangat dengan aroma khasnya sambil mendengarkan
nyanyian hujan, bagiku, itu sebuah kenikmatan. Tetapi, hari ini cerah, tak ada
tanda – tanda hujan akan merekah. Sudahlah... Meski tanpa hujan di sini, aku
tetap mencintai kopi.
Sejak kecil, aku sudah terbiasa bersentuhan dengan kopi. Mulai dari
pepohonan kopi yang berderet indah di perkebunan, bulatan warna-warni biji kopi
yang bertumpuk di dalam lumbung, biji-biji kopi yang berjemur di bawah terik
matahari, bau khas bebijian kopi yang berguling di penggorengan tanah liat,
hingga aroma seduhan bubuk kopi yang bertebaran dari cangkirnya. Maklumlah, aku
berasal dari salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Indonesia; Lampung.
Kualitas kopi di wilayah paling ujung Sumatra ini terkenal sangat baik. Dengan
warna khas yang lebih pekat serta rasa yang lebih pahit, kopi Lampung memiliki
kadar kafein lebih tinggi dibandingkan kopi dari wilayah Indonesia lainnya.
Bagi para penikmat kopi sejati, rasa pahit tersebut sangatlah menyenangkan
hati.
Para penikmat kopi aceh |
Ditengah maraknya aneka ragam jenis
dan rasa kopi, ada satu jenis kopi yang mungkin belum tersebar ke khalayak
luas, kopi durian. Sudah pernah dengar kah? Kopi ini strongly
recomended bagi para pecandu kopi. Rasanya subhanallah sekali. Cara
membuatnya pun semudah menjentikkan jari. Cukup campurkan sedikit bubuk kopi
hitam dari varietas apapun dengan satu atau dua biji daging buah durian,
tambahkan gula sesuai selera, tutup selama beberapa menit. Dan, voilả! kopi durian pun siap dinikmati.
Bagi sebagian orang, kopi memberikan
banyak pengaruh negatif pada tubuh. Kafein yang terkandung dalam kopi dapat
menimbulkan rasa gelisah, gemetar, detak jantung lebih cepat serta insomnia
atau gangguan tidur. Padahal, setiap orang memiliki kadar kepekaan yang
berbeda-beda terhadap kafein, sehingga tidak semua orang mengalami pengaruh
yang sama setelah meminum kopi. Terlebih, kafein juga pada dasarnya memiliki
fungsi sebagai stimulan pada sistem saraf pusat dan sistem metabolik, juga meningkatkan
kadar dopamin yang membuat kita merasa lebih baik. Selain itu, kopi juga mengandung
asam fenolat yang bersifat antioksidan. Kopi juga bisa mengurangi nafsu makan.
Secangkir kopi cinta |
Sudah merubah persepsi tentang kopi? Kopi tidak selamanya berpengaruh
negatif, pun juga tidak selamanya berpengaruh positif. Pengendalian diri
tetap harus diutamakan. Tentunya, konsumsi kopi tidak dengan berlebihan, karena
bagaimanapun juga, sesuatu yang berlebihan itu hampir tidak pernah positif.
Dan, hampir semua efek negatif kopi, terjadi karena konsumsi yang berlebihan.
Jadi alangkah baiknya, jika kita terlebih dahulu berkenalan dengan kopi
sebelum semaunya memberikan opini. Toh, tak ada fatwa haram dari MUI. Tak kenal
maka tak sayang kan? Untuk dapat mengenal kopi lebih dekat, hanya perlu
sedikit melemaskan jari bersama Mbah Google, atau sekedar memanjakan
telinga untuk sedikit mendengarkan pendapat dan pengalaman kawan terhadap kopi.
Atau mungkin, melangkahkan kaki ke dapur dan mencoba meracik kopi sendiri, akan
menjadi sebuah sensasi. Apalagi, jika ada hujan yang menemani. Cobalah, tak
akan rugi.
Semoga saja, dengan kopi, hujan pun bisa lebih disyukuri sebagai anugerah
Ilahi, bukan hanya sekedar perantara munculnya pelangi, atau bahkan penghalang
untuk berbagi dan berlari. Namun, meskipun tanpa hujan, meskipun tanpa durian,
aku tetap mencintai kopi.
Selamat menjalani hari, wahai para penikmat kopi...
Nanik
Yuliyanti * Penikmat Kopi, hujan dan Pagi *