Namaun tak banyak yang bernasib beruntung seperti Rudi (23) tahun. Warga Desa Candimas Kecamatan Natar ini, mampu mengubah kecintaannya terhadap batu cincin yang semula dua tahun lalu hanya sebagai hobiy, kini menjadi sebuah profesi yang menguntungkan baginya.
" Saya awalnya hanya hobiy saja mas, hanya membuat batu pesenan temen temen saja, tapi ternyata banyak yang suka sama batu cincin saya, terus saya buat kok laku, kemudian mengalir jadi seperti sekarang ini," ungkapnya Selasa (24/2).
Masih kata dia dirinya tidak pernah mengira kalau batu cincin yang awalnya hannya untuk koleksi serta kesenangannya sendiri, kini malah populer dan menjadi sumber keuangan baru baginnya. Bila sedang beruntung dirinya mampu membuat dan menyelesaikan 10 (sepuluh) buah batu dalam satu hari, dengan upah antara Rp 30.000 sanpai dengan Rp 50.000 untuk setiap batu buatannya.
"Kalau lagi bagus sehari bisa 10 batu, tapi kalau pas susah ya paling tiga mas, karna egak semua batu gampang diasah ada yang keras terutama batu jenis galian tambang batunya keras," ungkapnya.
Kini dirinya juga banyak menjadi refrensi bagi teman dan kenalannya, untuk sekedar bertannya informasi batu jenis baru atau menitipkan cincinnya untuk dijual atau tukar tambah bahkan ada juga yang minta dicarikan batu cincin kesukaannya melalui dirinnya. Kini dirinya bersama kakaknya memiliki puluhan koleksi batu cincin. Terdiri dari jenis kecubung, blacan, bungur dan giok.
"Tapi sayangnya untuk jenis batu ini memang musim musiman jadi belum bisa diukur, jadi memang belum nerani dijadikan sandaran, tapi untuk sekarang sudah lumayan mas disukuri, selain jasa pembuatan untuk tukar tambah juga ada untungnya, pokonya saya merasa mujur saya seneng kerja sepert rasa egak kerja " ungkapnya.(Tri)
Keterangan gambar : Rudi ketika sedang mengasah batu cincin pesanan pelanggannya Di Kediamannya Desa Candimas Kecamatan Natar Lampung Selatan.
Dikirim melalui BlackBerry® dari 3 – Jaringan GSM-Mu