Laporan Reporter Albert Octara
Suaralampung.Com. Bandarlampung. Puluhan jurnalis turun kejalan dengan aksih demo Di Tugu Adipura Bandarlampung, dalam rangka freedom Day yang di peringati pada tanggal 3 Mai 2016. Aliansih Junarlis andependen (Aji) bersama jurnalis di seluruh dunia memperingati hari kebebasan pers internasional atau freedom Day 2016 (WPFD 2016).
Seperti kita ketahui bersama, WFPD 2016 adalah hari yang dipilih AJI sebagai momentum untuk mengampanyekan prinsip-prinsip dasar kebebasan pers dan dan kebebasan bereksprisi di indonesia. Dua prinsip dasar itulah yang juga menjadi esensi terbentukya AJI pada Deklarsi sienagalis. 7 agustus 1994
AJI menilai berbagai tindakan represi atas upaya ekpresi kelompok warga yang lain terjdi karena buruknya pemahaman akan toleransi. Berangkat dri janinan jaminan hak konstitusional warga negara dalam udang udang dasar 1945, AJI mengampanyekan slogan "berbeda itu hak"
Jaminan HAM dalam aturan aturan itu mencakup dua hal fundamental. Ya itu, hak untuk memperoleh invormasi dan hak untuk menyebarluaskan informasi atau berekspresi. Keduanya menjadi jalan untuk memastikan dalam menuntut negara memenuhi hak asasi manusia lainnya
Hanya dengan jasminan hak atau informasi dan hak untuk berekpresi, setiap warga negara bisa turun, terus menuntut negara untuk menjamin dan memenuhi hak warga negara untuk bebas beragama dan berkeyakinan, hak warga negara untuk berserikat, ataupun hak warga negara untuk mencari penghidupan secara layak, masalahnya kita sama sama merasakan. Dalam beberapa tahun terahir ini, kita menyasikan lalainya aparatur negara untuk memenuhi hak warga untuk memperoleh informasi dan bebas berekpresi. Berbagai upayah warga untuk mengekspresikn perbedan pendapat kerap lagi gagal akibat tindakan intoleras warga yang lain.
