Festifal Pesta Rakyat Desa Tulakan, Tradisi Jembul Menjadi Puncak Acara.
Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Festifal Pesta Rakyat Desa Tulakan, Tradisi Jembul Menjadi Puncak Acara.

Redaksi
Selasa, Agustus 01, 2017 | 18:13 WIB 0 Views Last Updated 2017-08-01T11:13:47Z



Liputan Khusus.
Kontributor :  Ghofur

Suaralampung.Com, Jepara - Pesta rakyat dalam rangka sedekah bumi Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara provinsi Semarang di sambut meriah oleh warga setempat, Senin (1/8/17).

Tradisi Jembul Setahun diperingati sekali dalam setahun, pada setiap hari Senin Pahing bulan Apit penanggalan Jawa, sedangkan dalam penanggalan Hijriyah bulan Dzulkaidah. Kegiatan tersebut dilakukan warga sebagai tanda rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang dilimpahkan pada penduduk Kademangan Tulakan.

Dalam sambutanya kepala Desa  Tulakan H Sutrisno mengucapkan trimakasih khusunya kepada para warga yang sudah menyalurkan bantuan berupa saran pemikiran atau yang lain-lain, sehingga acara bisa berjalan tanpa ada hambatan suatu apapun.

" Saya bangga dengan peran serta dan dukungan semua warga, para warga yang hadir bahkan tidak bisa di hitung hamper seluruh warga Desa Tulakan hadir dalam acara ini," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama  Camat Donorojo Drs. Sutana menyampaikan, "Dengan terselenggaranya prosesi jembul ini diharapkan bisa membuka rezeki yang barokah, dan bisa menjauhkan warga dari para mara bahaya," Paparnya.

Dalam sejarahnya Ki Demang Barata mengadakan upacara syukuran yang kemudian dikenal dengan sedekah bumi. Arti kata sedekah bumi adalah sedekah (amal) dari hasil bumi yang diwujudkan dengan berbagai macam makanan kecil. 

Hal tersebut sebagai warisan budaya yang menyimpan kearifan lokal bagi masyarakat setempat, dilihat dari sejarah awal mulanya kegiatan tersebut di gelar adalah, sebagai langkah untuk mengingat laku tapa brata yang dilakukan oleh Nyai Ratu Kalinyamat dalam menuntut keadilan atas kematian suaminya, Sunan Hadiri, yang dibunuh oleh Arya Panangsang.

Sebelum sedekah bumi pada hari Senin Pahing, didahului manganan dipunden Nyai Ratu Kalinyamat, yaitu bekas pertapaan. Pada hari Jumat Wage sesuai dengan riwayat yang menyebutkan bahwa kedatangan Ratu Kalinyamat untuk bertapa adalah Jumat Wage. Sebagai tanda bukti dan setia murid-murid Ki Demang Barata yang sudah memimpin pedukuhan, masing-masing mengantarkan makanan kecil ke rumah Ki Demang.

Makanan kecil tersebut diletakkan dalam dua buah ancak dan di atas makanan kecil ditanamkan belahan bambu yang diirat tipis-tipis. Iratan tipis bambu tersebut melambangkan rambut jembul dengan diatur sedemikian rupa. Ancak dari rambut jembul dari iratan bambu tipis tersebut dinamakan Jembul Tulakan. 

Jembul merupakan perlambangan dari ungkapan yang diucapkan oleh Ratu Kalinyamat waktu menjalani pertapaan yaitu Ora pati-pati wudhar tapaningsun, yen durung keramas getehe lan karmas keset jembule Aryo Panangsang yang dapat berarti tidak akan menyudahi tapa kalau belum keramas dengan darah dan keset rambut Aryo Panangsang.(Kontributor Ghofur)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Festifal Pesta Rakyat Desa Tulakan, Tradisi Jembul Menjadi Puncak Acara.

Trending Now

Iklan

iklan