Big Bos SMAN.2 Kalianda Menghindar, Wali Murid: Dana Milyaran, Gedung Belum di Bangun Sudah Dikatakan Tidak Cukup..

Iklan

Big Bos SMAN.2 Kalianda Menghindar, Wali Murid: Dana Milyaran, Gedung Belum di Bangun Sudah Dikatakan Tidak Cukup..

Redaksi
Kamis, Desember 07, 2017 | 02:34 WIB 0 Views Last Updated 2017-12-06T19:34:49Z

SuaraLampung.com, Lamsel - Saat ini renovasi pembangunan gedung 2 lantai milik sekolah SMA Negeri 2 kalianda Lampung Selatan memang sedang gencar diberitakan, pembangunan tersebut dinilai tidak hanya terkesan memaksakan diri namun juga imbas nya dana yang dipungut dari wali murid melalui komite dikeluhkan hampir seluruh wali murid SMA Negri 2 kalianda, padahal pembangunan tersebut sudah mendapatkan kucuran anggaran dana dari Direktorat Pembinaan SMA yang bersumber dari pusat dana pusat.

Tidak tanggung-tanggung dana anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah pusat untuk membantu pembangunan renovasi gedung tersebut nilai nya mencapai 2,171m (dua koma satu milyar lebih), lagi-lagi dana tersebut dinilai pihak sekolah masih kurang, dana milyaran tersebut masih belum mencukupi untuk sebuah pembangunan renovasi gedung tersebut.

Nyatanya SMA Negeri 2 kalianda Kabupaten lampung selatan kembali memungut siswa melalui komite yang ada disekolah pavorit no.2 sekabupaten lampung selatan ini dengan dalih untuk pembangunan gedung sekolah dengan besaran iuran yang ditetapkan yaitu kurang lebih Rp.230,000/persiswa (dua ratus tiga puluh ribu rupiah), perlu diketahui jumlah siswa yang ada disekolah SMA Negri 2 kalianda mencapai hampir 1.100, orang siswa, pastinya bila dana yang dihimpun dari wali murid ini bila dihitung dari jumlah murid, mencapai anggka kurang lebih Rp.250 juta lebih, namun yang menjadi sorotan publik banyaknya wali murid yang merasa keberatan atas pungutan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan komite, tapi heranya pihak sekolah seakan menutup telinga terkait keluhan para wali murid yang ada disekolah pavorit itu. hal ini terlihat tidak ada upaya musyawarah kembali dari pihak sekolah ataupun komite untuk mengembalikan ataupun menghentikan sumbangan tersebut yang dinilai wali murid dan masyarakat memberatkan,bila ini terus dipaksakan, jangan jangan ini merupakan salah satu dugaan pelanggaran hukum sebagai perbuatan pungutan liar (pungli) yang diduga adanya kerja sama oleh komite dan sekolah dalam mengeruk keuntungan pribadi.

Saat tim media SuaraLampung.com ingin mengkonfirmasi kepada kepala sekolah (kepsek) SMA Negeri 2 kalianda, sebagai pejabat Penguasa Anggaran didalam sekolah tersebut, lagi-lagi sang kepala sekolah itu menghindar, yang lebih hebatnya lagi sang big bos sekolah itu memanggil salah satu guru sebagai juru bicara nya, untuk meladeni awak media, sesaat nya sang big bos langsung pergi meninggalkan wartawan yang ingin langsung mengkonfimasi dirinya.

Namun tidak hanya disitu, awak media pun terus menggali informasi melalui wawancara ke sejumlah staf dan dewan guru, terlihat seakan seluruh staf dan dewan guru melindungi ataupun menyembunyikan Bos mereka, saat kami menayakan keberadaan kepala sekolah tadi, baik oleh staf dan dewan guru mengatakan" maaf bang kepala sekolah sedang keluar bang, katanya. padahal jelas- jelas kami awak media melihat sang big bos SMA Negri 2 kalianda tersebut ada disekolah, seolah  menghindari kedatangan wartawan yang berkunjung untuk memwawancarainya.

Bukan hanya sekali tim media, untuk mengkonfirmasi terkait keluhan wali murid dan meminta waktu agar kepsek dapat diwawancarai, bahkan hari ini, hari ke 5 kali nya kami untuk menemuinya, namun benar rupanya sang big bos SMA Negri 2 tersebut sangat sulit ditemui baik oleh rekan media lain ataupun tim media online SuaraLampung.com, Rabu (6/12).

Sampai berita ini diturunkan, Big Bos atau kepala sekolah SMA Negeri 2 kalianda, Ibu.EMIDARTI. M.pd. tetap belum bisa di temui dan dimintai tanggapan terkait keluhan wali muridnya yang dirasa sumbangan Rp.230.000, sangat  memberatkan mereka.

Salah satu guru yang dijumpai, Herwan mengatakan " saya selaku guru bidang kesiswaan,mengakui memang benar kita pungut ke wali murid, karena memang dana yang bersumber dari pusat ini tidak mencukupi bang untuk pembangunan renovasi gedung, dan itu juga sudah ada kesepakatan bersama dengan wali murid saat rapat komite. ujarnya

Namun berbanding terbalik dengan orang tua atau wali murid yang tidak mau di sebutkan namanya, saat dikonfirmasi, mengatakan "saya merasa keberatan dengan adanya pungutan biaya untuk pembangunan gedung sebesar Rp. 230,000 itu bang, jelas uang sebesar itu untuk saya yang tidak mempunyai pekerjaan tetap (serabutan), pasti nya sangat berat bang, kita ini sudah sangat sulit bang,jangankan untuk membangun gedung,untuk sehari- hari kebutuhan sekolah anak saya saja,sudah merasa berat.

Namun saya mempunyai harapan dengan ada nya bantuan dana seperti bantuan oprasional sekolah (Dana BOS) dan Kartu Indonesia pintar (KIP) yang diberikan oleh pemerintah pusat,saya berharap dapat membantu meringankan masyrakat seperti saya ini bang,  tapi mengapa disini (SMAN2.Kalianda-red) saya lihat memaksakan diri untuk membangun gedung, seharus nya pihak sekolah dan komite memahami kondisi wali murid dan memaksimalkan pengawasan pembangunan gedung itu "kan itu sudah dibantu milyaran lho oleh pusat, mbok ya dibangun dulu dengan dana dari pusat itu,tanpa harus membebani wali murid dan saya kira sangat aneh juga, kok bisa-bisanya pihak sekolah mengatakan dana milyaran tidak cukup,wong belanja material dan dibangun saja belum, namun sudah mengatakan tidak cukup, ini ada apa,apakah dana yang milyaran itu sudah bocor atau giman ini mas? seraya iya menanyakan kepada kami.

Ya seharusnya dibangun dulu ajalah gedung itu sesuai dana yang ada dari pusat itu, saya ini juga kuli bangunan lho mas kalo hanya membangun gedung seperti itu,saya rasa cukup,bisa kita hitung bersamalah mas, untuk habis material dan upah tukang nya berapa, itu saya saja sebagai orang awam bisa menilai kok mas,pungkas nya. 


Liputan/wartawan : Yogi
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Big Bos SMAN.2 Kalianda Menghindar, Wali Murid: Dana Milyaran, Gedung Belum di Bangun Sudah Dikatakan Tidak Cukup..

Trending Now

Iklan

iklan