Kelompok Tani Sinar Baru 9 Sulap Kotoran Hewan Jadi Pupuk Organik

Iklan

Kelompok Tani Sinar Baru 9 Sulap Kotoran Hewan Jadi Pupuk Organik

Redaksi
Minggu, Maret 04, 2018 | 22:30 WIB 0 Views Last Updated 2018-03-04T15:30:51Z

Suaralampung.com-lampung Timur-. Berawal dari keprihatinan akan mahal dan langkanya keberadaan pupuk subisdi di musim tanam, Kelompok Tani Sinar Baru 9 Dusun 15, Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribhawono menyulap kotoran hewan menjadi pupuk organik.

"Pembuatan pupuk ini kami konsep secara sederhana, mudah diterapkan dan sekaligus mendukung program kesehatan lingkungan. Untuk membuat 100 kilogram pupuk organik, kelompok ini membutuhkan bahan baku 70 persen kotoran hewan, 10 persen kerang, 10 persen arang sekam, 10 persennya lagi kapur dulumit," ujar Sarbudi Ketua kelompok tani Sinar Baru 9, Minggu 4/3/2018.

Bahan baku tersebut kata dia diambil dari kotoran kambing (srintil), dari para anggota klompok. Selain itu bahan baku juga bisa diambil dari kotoran sapi, namun, untuk saat ini bahan baku yang tersedia baru sebatas kotoran kambing. "Setelah semua bahan dicampur, kemudian dimasukkan ke dalam mesin penghancur lalu di masukkan ke bak fermentasi dan ditutup rapat. Tunggu 10 sampai 20 hari proses fermentasi, pupuk siap digunakan," ungkap Sarbudi kepada suaralampung.com.

Beberapa kelebihan pupuk organik tersebut, jelas dia, adalah ongkos pembuatannya yang murah meriah disamping bahan bakunya yang mudah didapat. Untuk setiap 1 karung atau sekitar 35 kilogram pupuk organik hanya dibutuhkan biaya sekitar Rp 22.000, komposisnya setara 2 zak pupuk urea. Hal tersebut jelas sangat membantu petani dalam menghemat biaya tanam para petani.

"Perbandingannya begini mas, jika petani membeli pupuk berupa orea Rp 420,000 per 4 zak sekali pupuk untuk satu hektar. Selama musim tanam petani membutuhkan tidak kurang dari Rp 1.260.000. Kesimpulannya, dalam semusim tanam petani bisa menghemat biaya sekitar Rp 360.000 jika menggunakan pupuk ini. itupun belum termasuk penggunaan pupuk phosca," kata Sarbudi.

Selain biaya perawatan tanam lebih murah, kelebihan lain dari pupuk prakarsa kelompok ini memiliki kandungan mikroba yang bisa menggeburkan dan menyuburkan tanah. Sehingga, disamping tanahnya menjadi subur, tanaman diatasnya memiliki pertumbuhan yang sangat sehat, karena pada prinsipnya semakin lama dan sering tanah dipupuk organik akan semakin menambah kesuburan tanah.

"Saya sudah mencoba pupuk ini pada tanaman jagung dan buah coklat. Hasilnya, tanaman menjadi hijau, tahan lama dan memiliki batang sangat kokoh. Saat ini tanaman jagung saya sudah berumur 1,5 bulan," ujar Yanto salah satu anggota kelompok sinar baru 9 menambahi.

Respon masyarakat terhadap inovasi pupuk organik ini juga cukup baik. Salah satunya adalah Jakamas petani jeruk dan  pepaya asal Desa Pugung Raharjo Kecamatan Sekampung Udik. Adalagi Sumaji petani jagung warga setempat. "Pupuk organik ini sangat bagus, dibandingkan pupuk organik yang lain lebih halus, kemudian bahan campurannya sangat dibutuhkan tanaman," ujar Sarbudi menirukan respon masyarakat.

Sarbudi berharap inovasi yang saat ini sedang dikembangkan ini dapat dukungan dari pemerintah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur. "Terimakasih kepada Pemda Lampung Timur yang telah membantu mesin penghancur bahan baku ini. Agar usaha kelompok kami maju dan berkembang, kami sangat mengharapkan bimbangan dan bantuan lebih lanjut," tutupnya.

Berita wartawan Suaralampung.com
(Raja/Rc) 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kelompok Tani Sinar Baru 9 Sulap Kotoran Hewan Jadi Pupuk Organik

Trending Now

Iklan

iklan