GPMB Desak Win - Hen Evaluasi Kinerja Oknum Tak Bertanggung Jawab Di RSUD Menggala
Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

GPMB Desak Win - Hen Evaluasi Kinerja Oknum Tak Bertanggung Jawab Di RSUD Menggala

Redaksi
Kamis, Mei 17, 2018 | 08:36 WIB 0 Views Last Updated 2018-05-17T01:36:27Z

Suaralampung.Com.
Tulang Bawang - Ketua LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Gerakan Pemuda Menggala Bersatu (GPMB) Tulang Bawang, Feri.BL sesalkan sikap Plt. Direktur RSUD Menggala, yang terindikasi tidak menggubris adanya informasi keluhan dan kekecewaan keluarga pasien terkait pelayanan dan pembengkakan atas biaya jasa tenaga, atau tindakan medis yang terjadi di Rumah Sakit daerah tersebut. Rabu (16/5)

Menurut Ketua GPMB Tulang Bawang ini, seorang pimpinan seharusnya cepat menanggapi informasi yang berhubungan langsung dengan masyarakat, apalagi informasi tersebut menyangkut ketidakpuasan masyarakat karena merasa dirugikan oleh oknum tidak bertanggung jawab." Mestinya tanggapi informasi itu, bukan saling lempar seperti diarahkan menghubungi nomor telepon yang ada di blogspot (website gratis - Red) RSUD. Intinya kalau saya lihat disini kesannya tidak baik, kesan tersebut diindikasikan menghindar atau lari dari tanggung jawabnya sebagai pimpinan". Tegasnya Feri pada Wartawan

Oleh karena itu, dirinya meminta Bupati dan Wakil Bupati Tulang Bawang Winarti -  Hendriwansyah untuk dapat mengevaluasi kinerja oknum tidak bertanggung jawab di RSUD Menggala. Sebab kata Feri, jika dibiarkan berlarut dipastikan dapat mencoreng nama baik pemkab setempat." Evaluasi kinerja terhadap oknum tidak bertanggung jawab di RSUD Menggala ini seharusnya cepat dilakukan, kemungkinan besar apabila dilakukan pembiaran secara terus menerus tentunya kedepan akan merusak nama baik pemerintah itu sendiri. Maka dari inilah besar harapan kami, Bupati dan Wakil Bupati Tulang Bawang (Winarti - Hendriwansyah) secepat mungkin untuk dapat mengevaluasinya". Pinta Dia

Lebih lanjut, Pj. Sekdakab Tulang Bawang Ir. Anthoni. MM saat dimintai tanggapan terkait keluhan dan kekecewaan tersebut, Ia belum bisa menyikapinya. Hal itu disebabkan dirinya sedang menggelar rapat." Mohon maaf saya lagi rapat, nanti akan saya kroscek dulu informasi ini". Singkatnya Ir. Anthoni pada wartawan melalui sambungan layanan pesan pendek (SMS)

Diberitakan kemarin, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Menggala dr. Anse Diana Valentine M, sp.OG (K). TR, disinyalir bersikap Apatis (Masa Bodoh) terhadap informasi keluhan keluarga pasien yang kecewa atas pelayanan, dan pembengkakan biaya jasa atau tenaga medis di RSUD setempat. Senin (14/5)

Dimana, dr. Anse Diana Valentine M, s p.OG (K). TR yang kini belum definitif menjabat sebagai Direktur RSUD Menggala itu, ditengarai enggan menyikapi keluhan keluarga pasien terkait perihal dimaksud." Maaf pak, mohon hubungi ke blog spot RSUD Menggala. Ada no telepon yang bisa bapak hubungi, Selamat sore". Ujarnya dr. Anse Diana Valentine M, sp.OG (K). TR pada wartawan via Short Massage Service (SMS) seluler 081318236xxx

Lantaran penasaran dengan format isi SMS Plt. Direktur RSUD Menggala yang sedang tidak berada dikantornya ini, awak media pun berupaya menghubungi langsung no telepon seluler tersebut. Mirisnya meski dalam keadaan tersambung (Aktif), Plt Direktur RSUD Menggala dr. Anse Diana Valentine M, sp.OG (K). TR itu tidak mau menerimanya, Ia malahan merijecks sambungan telepon dimaksud.

Terpisah, Kepala Bidang Rekam Medik RSUD Menggala dr Ellys Meritusi, Sp. PA belum bisa memberikan keterangan mengenai informasi keluhan keluarga pasien yang kecewa atas pelayanan, dan pembengkakan biaya jasa atau tenaga medis di RSUD Menggala ini. Ia beralasan sedang mengikuti Bimbingan Teknis di provinsi Lampung." Maaf bang saya belum bisa memberikan keterangan, saya sekarang lagi ikut Bimtek di provinsi". Ujarnya dr. Ellys pada wartawan lewat telepon selulernya

Jauh sebelumnya, Bukan hanya pelayanan dan Sumber Daya Manusia (SDM) nya yang mengecewakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menggala Kabupaten Tulang Bawang, akan tetapi kuat dugan RSUD tersebut juga menjadi sarang pungli yang terorganisir.  Pasalnya, banyak dari keluarga pasien mengeluhkan atas ketidakpuasan atas pelayanan yang diberikan, serta ditambah membengkaknya biaya jasa tenaga medis atau tindakan medis yang harus dikeluarkan. Minggu (13/ 5)

Dengan ketidakpastian kehadiran dari dokter spesialis di RSUD Menggala, membuat para pasien dan keluarga pasien kecewa karena tidak mendapatkan tindakan atau pemeriksaan dari dokter yang diharapkan, walaupun saat itu adalah jadwal masuk atau visit dokter spesialis tersebut. Bukan hanya itu besaran tarif jasa yang harus dibayarkan oleh pasien juga disinyalir tidak sesuai dengan aturan yang ada.

Perasaan kecewa terlihat jelas dari raut wajah Musa (57) warga Natar Lampung Selatan yang merupakan anak dari pasien Nurbaiti (96) yang dirawat di Ruang VIP. Ia (Musa) menjelaskan jika Ibunya masuk RSUD Menggala hari sabtu tanggal 28 maret yakni sekitar pukul 18:45 WIB, karena orang tua masuk RS awalnya menggunakan kartu KIS jadi dari ruang IGD langsung dibawa keruang rawat inap kelas 3, namun anaknya memindahkan keruang VIP dengan konsekuensi pasien menjadi pasien umum.

" Kami memindahkan ibu dari kelas 3 ke ruang VIP, dengan harapan ibu mendapatkan pelayanan yang prima dari RS ini. Akan tetapi sudah beberapa hari dirawat, dr spesialis yang bertanggung jawab untuk menanganinya belum juga memeriksanya. Selama dirawat hanya dokter umum saja yang saya lihat mendatangi ruangan untuk memeriksa ibu samapai ibu pulang dari RS". Katanya

Lantaran tidak ada kepastian kapan dokter spesialis tersebut visit lanjut Dia, akhirnya diputuskan untuk keluar dari RS Menggala untuk dirawat di RS lain. Setelah  mengajukan untuk pulang dengan perawat dan dokter jaga diruangan pada sore hari,  barulah besoknya tepatnya pada hari selasa tanggal 1 sekitar pukul 14:20 diizinkan pulang. Ketika pihak keluarganya diberi rincian tagihan pembayaran oleh pihak perawat diruangan, pihak keluarga merasa kaget lantaran terdapat tagihan biaya konsultasi dokter spesialis penyakit dalam sebanya empat kali dengan tarif Rp 60 rbu/sekali konsul, sedangkan pasien atau keluarga tidak pernah konsul dengan dokter spesialis tersebut. Saat pihak keluarga mempertanyakan siapa yang konsul kepada perawat, perawat tersebut dengan gamblang menjawab bahwa konsul ke dokter sepesialis itu, dokter umum yang melakukannya via handphone.

"Kalau setahu saya yang namanya konsultasi, berarti pasien atau keluarga yang bertanya kepada dokter, bukan dokter umum dengan dokter spesialis lewat handphone untuk memberitahu kondisi pasien dan menayakan obat apa yang harus diberikan kepada pasien. Kami juga tidak tahu kapan dan berapa kali dokter umum tersebut nelpon ke dokter spesialis penyakit dalam. Yang kami butuhkan bukan konsul, tapi tindakan atau visitnya dr spesilis untuk memeriksa langsung kondisi pasien".  Ujarnya Musa penuh kekecewa (Jon)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • GPMB Desak Win - Hen Evaluasi Kinerja Oknum Tak Bertanggung Jawab Di RSUD Menggala

Trending Now

Iklan

iklan