Suaralampung.Com
Pesawaran - Program bantuan pangan non tunai (BPNT) Desa Pekondoh Kecamatan Way lima Kabupaten Pesawaran diduga disunat, warga dapatkan beras dengan timbangan berpariasi.
Hal tersebut di sampaikan oleh masyarakat desa setempat yang tidak ingin menyebutkan nama nya saat pewarta media ini meminta keterangan terkait program BPNT pada 12/3 lalu, Ia mengatakan.
"Ia, saya salah satunya penerima bantuan itu, memang pada waktu itu bobot timbangan nya memang berbariasi, ada yang 9 kilo 6 ons, ada juga yang 9 kilo 7 ons" katanya kepada pewarta media ini pada kamis (19/3/2020).
Berdasarkan penuturan yang di sampaikan oleh warga desa setempat terkait bobot timbangan beras yang di terima berparisi, pewarta ini meminta tanggapan dari salah satu Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Komari menyampaikan
"Jangan yang sudah di bawa pulang baru di timbang, itukan sudah di bawa pulang baru di timbang, maunya yang di timbang itu di warung yang baru sampai, beras itu baru di timbang sebab saya menimbang pada waktu itu pas 10 Kg, tapi yang sudah di bawa pulang itu 9 kg 7 ons semua nya" Elak komari
Menyimak penuturan yang di sampaikan oleh warga penerima manfaat atas ketidak adilan dalam penyaluran program BPNT, ketua lembaga laskar merah putih (LMP) kecamatan way lima Hermawan menjelaskan
"Dalam setiap keluarga penerima manfaat (KPM) dalam nilai uang seharusnya mendapatkan 150 ribu, jika di kalkulasi dengan harga satuan belanja dalam per 10 kg beras berarti 100 ribu, telor 10 butir 15 ribu, gula merah 5 ribu, kacang ijo 10 ribu Timun 3 ribu, berarti total belanja 133.000, dengan sisa 17.000 di kalikan 3000 kpm itu kemana" Tanya nya
"Ini semua sudah menjadi ajang kesempatan bagi oknum tersebut untuk memperkaya diri nya, dengan sisa belanja 17.000 di kalikan 3000 kpm saja dia sudah cukup puas, ini di tambah lagi mengurangi timbangan menjadi 9,6 ons atau 9,7 ons, seharusnya cukup 10 kg, tidak ada kekurangan yang mencolok seperti ini, sudah bisa ini kita anggap maling" Tegas Ketua LMP way lima
(Ryal).
