Labuhan Maringgai - suaralampung.com -. Tak mampu menahan air mata dan tak mampu mengucapkan kata-kata isteri nelayan Kuala Penet, Desa Margasari, kecamatan Labuhan Maringgai histeris dan pingsan saat bertemu Bupati Lampung Timur untuk meminta bantuan melepaskan suami mereka yang diciduk dan di tahan Polda Lampung serta mereka berharap kepada aparat berhetilah menteror warga Kuala penet. Hal ini di sampaikan para Emak-emak pada Selasa kemarin. 17/03/2020.
Diketahui telah dilakukan penangkapan terhadap seorang warga Marga sari oleh aparat Polairud pada Kamis 12 Maret lalu sedangkan nelayan lainnya terus dicari pihak aparat, setelah massa membakar kapal penyedot pasir milik PT Sejati 555 Sampurna pada pukul 20.45 wib malam Minggu 7 Maret yang lalu.
Sejak Tahun 2015 kapal penyedot pasir telah menjalankan Operasi penyedotan pasir di laut Kuala penet yang mana daerah tersebut adalah tempat para nelayan mengais rezeki dengan mencari ikan sebagai usaha untuk menghidupi keluarga, dengan adanya kapal penyedot pasir sehingga para Nelayan memprotesnya karena mereka menilai dengan di sedotnya pasir di daerah itu maka akan merusak Ekosistem perairan Lampung Timur yang kaya dengan rajungan dan berbagai jenis ikan dan tidak menutup kemungkinan nantinya laut akan menjadi dangkal.
Setelah mengetahui kehadiran warga desa marga sari yang didominasi para Emak-emak yang jumlahnya ratusan orang di rumah Kades Margasari, Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari mengatakan Pemkab tidak pernah merekomendasi izin penyedotan pasir laut, karena yang berhak mengeluarkan izin Pemerintah Provinsi Lampung.
Terkait Eprizal, nelayan yang diciduk dan di tahan, Zaiful mengatakan Pemerintah kabupaten Lampung Timur akan mengajukan penangguhan penahanan ke Polda Lampung.
Berita suaralampung.com
(Raja)
