Suaralampung.com, Lampung — Laju mobilitas masyarakat terus meningkat dari masa kemasa. Alat transportasi seperti sepeda motor atau mobil, tak jarang menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat dalam menunjang aktifitas.
Melihat kebutuhan ini, perusahaan pembiayaan juga turut mengambil andil dalam memudahkan masyarakat yang ingin memiliki kendaraan impian. Salah satunya Astra Credit Companies (ACC) Bandar Jaya.
Namun tak jarang, masih ada saja yang menyalahgunakan kemudahan dan fasilitas yang diberikan perusahaan pembiayaan tersebut. Hal ini sudah pasti memberikan kerugian dan dampak yang besar.
Branch Manager ACC Bandar Jaya, Wilson mengatakan, masalah yang kerap ditemui antara lain lantaran customer tidak sanggup membayar angsuran. Salah satunya, pernah terjadi di tahjn 2023 lalu. Dimana salah satu customer berinisial IY, warga Lampung Utara.
IY, saat itu mengajukan fasilitas pembiayaan mobil Toyota All New Avanza ke ACC Bandar Jaya pada tanggal 4 Februari 2023 dengan tenor selama 60 bulan. Setelah pengajuan disetujui, IY mulai membayar angsuran. Namun baru mengangsur selama 12 kali, IY mulai mengalami keterlambatan pembayaran angsuran selama 15 hari.
ACC Bandar Jaya telah melakukan upaya-upaya penagihan seperti penagihan lewat telepon, penagihan melalui Surat Peringatan 1, 2 dan 3 dan penagihan secara langsung ke alamat IY, namun tetap tidak membuahkan hasil.
Setelah ditelusuri, diketahui bahwa mobil tersebut sudah dipindahtangankan kepada pihak ketiga. Padahal, tindakan .enggadaikan kendaraan yang masih dalam masa kredit merupakan perbuatan melanggar hukum yaitu pelanggaran sanksi pidana UU Jaminan Fidusia, sesuai dalam Pasal 36 UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Pasal tersebut menyatakan bahwa pemberi fidusia yang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) yang dilakukan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima Fidusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp50 juta.
Merasa dirugikan ratusan juta rupiah, ACC Bandar Jaya akhirnya melaporkan IY ke Polres Lampung Utara pada tanggal 18 Mei 2024.
Pada tanggal 6 September 2024, IY ditetapkan sebagai tersangka Tindak Pidana Jaminan Fidusia sesuai dengan Pasal 36 Jo Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.
Pada tanggal 11 November berkas perkara dilimpahkan ke Kejaksaan negeri Lampung Utara dan berkas dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Kotabumi pada tanggal 12 Desember 2024.
Pada saat persidangan, IY mengakui telah menggadaikan mobilnya yang masih dalam masa kredit tersebut kepada pihak ke-tiga tanpa seijin dari ACC Bandar Jaya. Jaksa Penuntut Umum menuntut Indriyati dengan Pidana Penjara 1 Tahun 6 Bulan.
Pada tanggal 10 Maret 2025 Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kotabumi memutus IY terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tidak Pidana yang diatur dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Akhirnya IY dijatuhi pidana penjara selama 1 tahun dan pidana denda sebesar Rp50 Juta dengan ketentuan apabila pidana denda tidak dibayarkan maka akan diganti dengan pidana kurungan selama 1 bulan.
Menurut Wilson, kejadian ini seharusnya tidak terjadi. Customer ACC yang mengalami kesulitan pembayaran angsuran dapat langsung menghubungi kantor ACC terdekat untuk dicarikan solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak.
“ACC menyayangkan terjadinya kasus ini yang seharusnya tidak perlu terjadi jika customer ketika mengalami kesulitan pembayaran angsuran langsung menghubungi kantor ACC terdekat sehingga terhindar dari konsekuensi hukum,” ujar Wilson. (*)