Suaralampung.com, Sukadana — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Sukadana menggelar program Rehabilitasi Pemasyarakatan bagi 100 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada Rabu (10/09/2025). Program ini berlangsung di ruang aula Rutan dan merupakan bagian dari upaya intensif untuk mendukung proses pemulihan dari kecanduan narkoba serta memberikan pembinaan yang inklusif agar para warga binaan mampu membangun masa depan yang lebih baik dan bermakna.
Pelaksanaan kegiatan ini menggandeng langsung Yayasan Rehabilitasi Cahaya Azzura Bersinar dan tim rehabilitasi internal Rutan Sukadana. Kolaborasi ini menghadirkan suasana kondusif yang dirancang khusus agar proses penyembuhan dan pembinaan berlangsung secara optimal serta memberi motivasi kuat bagi para peserta untuk menjalani perubahan positif.
Kepala Rutan Kelas IIB Sukadana, Farizal Antony mengapresiasi jalannya program ini, “Program rehabilitasi ini menjadi kesempatan emas bagi Warga Binaan yang terdampak narkotika untuk memperbaiki kualitas kehidupannya. Kami berupaya memberikan pendampingan menyeluruh agar mereka tidak hanya bisa pulih secara fisik dan mental, tetapi juga siap kembali berperan aktif dan berdampak positif dalam masyarakat setelah menjalani masa pembinaan,” ungkap Karutan.
Kegiatan rehabilitasi secara resmi dibuka dengan ditandai pengalungan tanda peserta serta pembagian alat tulis bagi seluruh warga binaan. Pada hari ini, kegiatan dimulai dengan sesi pemaparan materi mengenai proses pemulihan adiksi yang disampaikan secara interaktif. Selanjutnya, peserta diajak mengikuti aktivitas kelompok yang memberi ruang bagi mereka untuk membuka diri, mengungkapkan perasaan, dan menyatakan harapan selama menjalani proses penyembuhan. Hal ini membantu membangun kesadaran diri dan memperkuat motivasi mereka.
Lebih dari sekadar materi teori, program ini mengedepankan latihan praktik yang aplikatif. Para peserta diajak menulis surat untuk diri mereka sendiri, berisi pesan-pesan positif dan pengingat bahwa mereka berharga serta mampu berubah. Selain itu, mereka dilatih untuk mengenali pikiran negatif yang sering menghambat kemajuan, lalu mengubahnya menjadi dorongan yang membangun.
Dalam sesi berikutnya, konselor memperkenalkan konsep efikasi diri, yaitu keyakinan individu dalam kemampuan menolak godaan dan ajakan untuk kembali menggunakan narkoba. Melalui diskusi kelompok, peserta belajar mengenali berbagai pemicu atau situasi rawan yang dapat membawa mereka kembali ke penyalahgunaan narkoba, serta strategi efektif untuk menghadapinya. Simulasi role play juga dijalankan untuk melatih kemampuan menolak secara tegas, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan di kehidupan nyata.
Program ini menjadi simbol nyata Rutan Kelas IIB Sukadana terus berperan aktif dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi Warga Binaan yang terdampak narkoba, sekaligus memperkuat semangat pemasyarakatan yang humanis dan rehabilitatif.