Suara Lampung, Bandar Lampung-Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menggelar pelaksanaan Identifikasi Pelaku Ekonomi Kreatif Dalam Rangka Pengembangan Big Data Ekonomi Kreatif di Ball Room, Novotel Lampung pada Kamis, 3 Agustus 2017. Kegiatan ini dihadiri oleh Ir.Dwita Ria Gunadi, Anggota Komisi X DPR RI, Suprianti selaku Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Tulang Bawang, M. Reza yang mewakili KADIN dan Nahdlatul Ulama, serta 200 pelaku usaha kreatif yang tersebar di Provinsi Lampung.
Kegiatan ini diisi oleh sosialisasi mengenai Program kerja bekraf, peran dan manfaat pengembangan data ekonomi kreatif terhadap ekonomi nasional, perkembangan dan peran ekonomi kreatif dalam pembangunan nasional serta peran pemerintah daerah dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan BEKRAF, Dr-Ing. Abdur Rohim Boy Berawi, mengatakan bahwa tahun lalu Bekraf sudah pernah hadir di Lampung untuk mensosialisasikan Bekraf Information System In Mobile Application (BISMA) bagi para pelaku usaha kreatif di Provinsi Lampung tetapi masih butuh data lebih banyak "Walaupun BEKRAF telah membangun data yang begitu rapi ditahun lalu, namun masih cukup banyak data ekonomi kreatif (ekraf) yang perlu digali lebih lanjut khususnya di Provinsi Lampung. Karena menurut informasi yang saya terima, begitu banyak potensi yang ada namun mereka belum semua terdata" Kata Boy.
Menurut Boy Berawi, tambahan cakupan data ini akan memperkuat basis data Bekraf ke depannya. Tahun ini juga Bekraf sudah bekerjasama dengan BPS untuk menambah jumlah cakupan data yang akan disusun, yakni profil usaha subsektor berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, penyediaan Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI), data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Tabel Input-Output (I-O) ekraf. Di samping itu, data Produk Domestik Bruto (PDB), tenaga kerja, dan ekspor akan tetap diperbaharui tahun ini. "Basis data yang kuat tentunya akan membantu Bekraf dalam melihat kondisi ekraf Indonesia lebih jauh. Misalnya, dengan memperoleh tabel I-O ekraf, kita dapat melihat keterkaitan ke depan dan ke belakang dari setiap subsektor serta dampak pada suatu subsektor apabila diberikan stimulus oleh pemerintah," kata Boy.
Boy juga menuturkan bahwa database usaha kreatif sangat kami perlukan untuk melakukan komunikasi dua arah dengan para pelaku agar bisa menangkap masalah dan masukan terhadap Ekraf "Jadi melalui perluasan cakupan dalam penyusunan data ekraf, kami berharap dapat membantu para pemangku kepentingan dalam memajukan ekraf, baik bagi BEKRAF, Kementerian, Lembaga, pelaku kreatif, akademisi, dan masyarakat," kata Boy
Lebih lanjut Boy mengatakan, BEKRAF memiliki berbagai program menarik yang dirancang untuk dapat mengakselerasi peran pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia diantara lain yaitu, IKKON, Coding Mum, Indonesian Trend Forecasting (ITF) , Dana Ekonomi Kreatif (DEKRAF), Bekraf Game Prime, BIIMA, dll. Melalui kegiatan ini juga diharapkan para pelaku ekonomi kreatif dapat mendapatkan informasi lengkap mengenai program-program BEKRAF sehingga dapat tersosialisasikan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi pelaku ekonomi kreatif khususnya yang berada di provinsi lampung. (Raja/Gita)