PP Muslimat NU Gelar Sosialisasi Penggunaan SKM Kepada Anak

Iklan

PP Muslimat NU Gelar Sosialisasi Penggunaan SKM Kepada Anak

Redaksi
Jumat, November 30, 2018 | 20:12 WIB 0 Views Last Updated 2018-11-30T13:13:13Z

Suaralampung.com, Bandarlampung, - 

Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Provinsi Lampung bekerjasama dengan Yayasan Abipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menyelenggarakan edukasi gizi untuk masyarakat dalam kegiatan membangun generasi emas indonesia 2045 dengan tema "Sosialisasi Cerdas Memilih Pangan Anak dan Bijak Menggunakan Susu Kental Manis" yang dilaksanakan di Gedung SKB, Jalan Cut Mutia, Bandarlampung.

"Sebagaimana kita ketahui kebanyakan ibu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Namun, disamping itu kebiasaan ibu semuanya serba instan dan paktis sehingga tidak berfikir kritis daam penggunaan susu kental manis yang dianggap sebagai minuman bergizi untuk anak," jelas Ketua VII PP Muslimat NU Bidang Kesehatan dan Sosial,  Erna Yulia Soefihara di Bandarlampung, Kamis.

Dia mengatakan, susu kental manis bukanlah asupan minuman sebagai pengganti Air Susu Ibu (ASI). Bahkan, katanya, susu kental manis juga tidak dianjurkan untuk dikomsumsi bagi anak-anak dibawah 12 tahun.

"Susu kental manis adalah susu sebagai pelengkap bukan sebagai pengganti ASI. Kadar gulanya juga lebih tinggi, oleh karena itu susu kental manis hanya digunakan sebagai pelengkap seperti membuat jus dan dicampur dengan susu," ujarnya.

Dia menambahkan, sosialisasi ini dilakukan di tiga kota diantaranya, Semarang, Lampung, dan Surabaya. Dari sosialisasi tersebut banyak ibu-ibu yang belum mengetahui bahwa susu kental manis bukanlah susu pengganti ASI.

"Ibu-ibu responnya sangat baik dengan sosialisasi ini. Kami di tiga kota hanya melakukan edukasi dan tidak ada muatan apapun karena kita ingin masyaraka tahu mana yang harus dikomsumsi sehingga mereka lebih bijak dalam menggunakan susu," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana mengatakan, bahwa masih rendahnya dalam penggunaan susu. Secara evakuasi, dalam seminggu penggunaan susu hanya 150 milimeter perorang.

"Tapi kita tetap berusaha mensyuport untuk memberikan makanan tambahan. Tapi kita juga menyarankan untuk tidak memilih susu kental manis karena kadar gula yang tinggi. Kita hanya menyarankan susu murni," jelasnya.

Dia menambahkan, salah satu kekerungan gizi yang fokus pada pemerintah adalah stunting yang merupakan masalah gizi yang kronis. Menyikapi itu, pihaknya terus menyelesaikan mulai dari anak hingga remaja dan memperbaiki ibunya hingga menikah agar tidak melahirkan anak yang mengalami stunting.

"Kita ketahui proses terhadap stunting tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. Kalau kita bicara gizi buruk bahwa garis merah, insyaaallah akan mudah dari pada menangani stunting. oleh karena itu penanganan stunting tidak kepada anak stuntingnya bagaimana mau sembuh itu seulit, tapi kita mencegah bagaiamana tidak terjadi stunting mulai dari ibu hamil, remaja putra-putri yang kita fokuskan," terangnya. (nov)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PP Muslimat NU Gelar Sosialisasi Penggunaan SKM Kepada Anak

Trending Now

Iklan

iklan