Suaralampung.com - Lampung Timur - Jabung-. Sudah jatuh tertimpah tangga pula, mungkin pepatah inilah yang paling pantas disematkan kepada keluarga Sengaji Ham, warga dusun I Desa Jabung Kecamatan Jabung Lampung Timur. Hal ini karena ditengah kemiskinan yang membelit keluarganya, anak sulungnya yang merupakan anak berkebutuhan khusus menderita penyakit tumor ganas dan terabaikan oleh pemerintah desanya.
Hal ini tentu saja mengundang keprihatinan banyak pihak, terutama para relawan kemanusiaan dari berbagi daerah.
Wakil Ketua Ikam Jabung Sai (IJS), Zainal Abidin mengaku sangat menyayangkan tindakan pemerintah desa setempat yang terkesan tutup mata dengan kondisi Sela.
"Tidak kurang-kurang kami laporkan, tetap saja mereka diam bahkan terkesan tutup mata. Padahal mereka tahu kalau keluarga ini tidak bisa mengobati anaknya karena terbentur biaya akibat kemiskinannya, " kata Zainal.
Seharusnya, lanjut Zainal, Kades dan jajarannya malu karena warganya yang notabene merupakan tanggung jawab mereka sampai dibantu oleh relawan dari luar daerah.
" Seharusnya mereka malu karena warganya dibantu relawan dari Kabupaten/Kota tetangga. Ini kan berarti fungsi pelayanan terhadap masyarakat terutama mereka yang miskin tidak berjalan sebagaimana mestinya, " tegasnya.
Pernyataan Zainal ini diamini oleh relawan lainnya. Mohammad Fadli koordinator relawan Kobar Lamsel berharap kedepannya Pemdes Jabung dapat lebih memperhatikan kesehatan warganya, terutama mereka yang berada dibawah garis kemiskinan.
" Semoga kedepannya Pemdes dapat lebih gesit dalam memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan. Jikalau Pemdes merasa memiliki keterbatasan boleh kok menggandeng teman-teman relawan kemanusiaan agar warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan segera tertangani," kata pria yang berdinas di Polda Lampung ini.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Sela yang tidak bisa bicara dan berjalan ini mengalami pembengkakan diperutnya, dia hanya menangis karena mengalami kesulitan BAB. Ayah Sela, Sengaji Ham bahkan pernah berniat menjual rumahnya untuk biaya pengobatan Sela, namun tidak laku karena gubuk reyotnya sudah tidak layak huni.
Karena tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat, pengurus IJS pun berkoordinasi dengan Komil Lampung dan Kobar lamsel untuk memfasilitasi pengobatan Sela, dan setelah dilakukan pemeriksaan intensif di dua RS berbeda yakni RS DKT dan Abdul Muluk, Sela didiagnosa mengidap tumor ganas diperutnya dan dijadwalkan untuk operasi pengangkatan tumor pada tanggal 8 Maret mendatang.
Berita wartawan suaralampung.com
(R/yoes)
