Suaralampung.com-Kalianda--Selain harus mencari nafkah untuk dirinya sendiri, Mbah Kijem (70) juga terpaksa menghidupi adiknya Sarjuni (65) yang mengalami kebutaan selama 20 tahun lebih dengan berjualan peyek kacang keliling.
Selain menjajakan peyek kacang buatannya, Mbah Kijem juga membawa sayuran atau hasil bumi lainnya yang dia ambil dari pedagang lain.
"Apa saja saya jual, kalo ada timun ya bawa timun ada sawi ya bawa sawi, ada Mantang ya bawa mantang, yang penting ada untungnya sedikit buat makan," katanya, Rabu kemarin.
Mbah Kijem yang tinggal di rumah yang bisa dibilang tidak layak di Desa Munjuk Sempurna Kecamatan Kalianda terpaksa bekerja lebih keras lagi diusia senjanya karena adiknya Mbah Juni tidak bisa bekerja apa-apa.
"Lah kalau saya tidak jualan, nanti kita mau makan bagaimana," kata perempuan asal Jogjakarta ini.
Peyeknya Diborong Mbah Kijem Menangis Haru
Setelah mendengar kisah hidup Mbah Kijem, relawan generasi berbagi dan sahabat mbak Wulan pun memborong peyek dagangan Mbah Kijem.
"Kita borong peyek buatannya hari ini biar beliau bisa istirahat tidak perlu jualan keliling lagi," kata salah seorang relawan, Anton Subono.
Selain memborong peyek buatan Mbah Kijem, tim relawan pun membawakan sembako untuk Mbah Kijem.
"Setidaknya dapur mereka aman sampai sepuluh hari kedepan," kata Zainal salah seorang relawan Generasi Berbagi.
Zainal berharap, janda lansia duafa seperti Mbah Kijem dan Mbah Juni ini bisa mendapat perhatian lebih dari otoritas setempat sehingga beban hari tua mereka lebih ringan.
"Semoga pihak terkait dapat lebih memperhatikan warganya yang seperti Mbah Kijem ini, agar bisa membantu meringankan beban hari tua mereka," kata Zainal yang merupakan juara ketiga Pemuda Pelopor Provinsi Lampung ini. (Wd-ys)
