Suaralampung.com, Bandarlampung -
Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas I Rajabasa, Bandarlampung, memohon kepada seluruh pihak terkait agar dapat membantu percepatan vaksinasi kepada 1000 narapidana. Pasalnya, hingga kini pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandarlampung atau pun Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung belum juga memberikan bantuan vaksinasi kepada 1000 narapidana meski telah tiga kali melayangkan surat permohonan.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas I Rajabasa, Bandarlampung, Maizar mengatakan, pihaknya telah menyurati pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandarlampung untuk percepatan vaksinasi terhadap 1000 narapidana. "Pertama tgl 21 jan 2021 memohon dinkes untuk 170 pegawai dan 950 untuk napi," katanya di Bandarlampung.
Dia menjelaskan untuk tanggal 21 januari 2021 pihaknya telah memohon untuk penyuntikan sebanyak 170 pegawai dan 950 narapidana. Namun tidak ada respon, sehingga pihaknya kembali mengirim surat pada tanggal 39 maret 2021. "Yang kedua kalinya ada respon, cuma yang keluar hanya untuk pegawai saja sebanyak 170 orang untuk dua kali vaksin," kata dia.
Maizar menambahkan pada tanggal 1 juli 2021 pihaknya kembali mengirim surat kepada Dinkes untuk penyuntikan vaksin terhadap 1000 pegawai di Lapas. Hingga saat ini belum ada respon dari Dinkes sehingga pihaknya akan kembali mengirimkan surat fengan harapan narapidana di Lapas dapat di suntik vaksin. "Kita akan coba kirim surat terus agar nantinya tidak saling menyalahkan. Apalagi di Lapas pernah kejadian dengan adanya narapidana yang terpapar, jadi kita tidak ingin terulang lagi dengan adanya varian batu ini," kata dia.
Pihaknya akan terus berusaha untuk mengirimkan surat pengajuan untuk penyuntikan vaksin terhadap narapidana. Bahkan pihaknya juga akan menyurayi Gubernur Lampung agar dapat di respon terkait penyuntikan vaksin tersebut "Bila perlu nnti kita juga akan memohon ke Polda Lampung. Dengan surat yang kami kirimkan, kami mohon dengan hormat dan kerendahan hati kepada Pemda khususnya Dinkes untuk bsa memberikan 1000 vaksin untuk narapidana," tutur Kalapas. (Tik)
