Suaralampung.com, Sukadana — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Sukadana menggelar kegiatan pembinaan keagamaan bagi warga binaan, bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lampung Timur, Kamis (30/10). Kegiatan ini menjadi bagian dari program pembinaan kepribadian yang rutin dilakukan untuk membentuk pribadi warga binaan yang religius dan berakhlak mulia.
Dalam kesempatan tersebut, kegiatan dipimpin langsung oleh Petugas Pembina Kepribadian, Kusnandar. Turut hadir Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kemenag Lampung Timur, Saiful Bahtiar, S.Ag., M.Ag. bersama jajaran yang memberikan ceramah bertajuk “Pertobatan dan Muhasabah Diri sebagai Jalan Perubahan Hidup”. Melalui tausiyahnya, Ustadz Saiful mengajak warga binaan untuk menjadikan masa pembinaan sebagai momentum introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta sesama manusia.
“Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Namun, Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hamba yang mau bertobat dan memperbaiki diri. Di sinilah kesempatan terbaik bagi saudara-saudara semua untuk memulai lembaran baru yang lebih baik,” ungkap Saiful Bahtiar di hadapan para warga binaan.
Selain mendengarkan ceramah keagamaan, para warga binaan juga mengikuti kegiatan belajar membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh penyuluh agama dari Kemenag. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh antusiasme. Para warga binaan tampak bersemangat mengikuti setiap rangkaian kegiatan dengan suasana penuh kekhusyukan.
Salah satu warga binaan (FD), mengaku kegiatan ini memberinya semangat baru untuk memperbaiki diri dan menata kembali kehidupan setelah keluar dari Rutan.
“Saya merasa bersyukur bisa mengikuti pembinaan seperti ini. Ceramah tentang pertobatan membuat saya sadar bahwa hidup harus berubah. Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ungkapnya dengan haru.
Kepala Rutan Kelas IIB Sukadana, Farizal Antony, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Kemenag Lampung Timur atas sinergi dan dukungan dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan di Rutan. Karutan menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari misi Pemasyarakatan untuk membentuk warga binaan yang sadar dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
“Pembinaan keagamaan seperti ini menjadi pondasi bagi proses perubahan perilaku warga binaan. Kami ingin mereka tidak hanya menjalani masa hukuman, tetapi juga mendapatkan pembinaan rohani yang membangkitkan kesadaran untuk bertobat dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang bermanfaat,” tutur Karutan.
Kegiatan pembinaan ini ditutup dengan doa bersama. Melalui kegiatan rutin ini, Rutan Sukadana terus berkomitmen menghadirkan lingkungan pembinaan yang edukatif, spiritual, dan berorientasi pada pemulihan moral serta sosial warga binaan.





