Suaralampung.com, Bandarlampung — Warga Kampung Jambu, Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang mengeluhkan adanya dugaan pencemaran lingkungan terkait asap limbah pembakaran batubara yang keluar dari cerobong asap Pabrik Biodiesel, PT Louis Dreyfus Company (LDC) di Jalan Soekarno Hatta Bandarlampung.
Perusahaan yang memproduksi Bio Diesel dengan bahan bakar batubara ini menimbulkan polusi yang berasal dari debu batubara. Selain itu juga warga yang tinggal di sekitar LDC mengalami sesak nafas karena debu batubara mengotori rumah mereka dan mengeluhkan suara bising mesin produksi dan debu batubara hasil dari pembakaran batubara.
Diana salah satu warga sekitar LDC menjelaskan, dari awal berdiri perusahaan berjanji akan memberikan pekerjaan kepada warga yang tinggal di sekitar pabrik namun hingga janji tersebut tidak pernah teralisasi,
Tapi sampai sekarang tidak ada satupun warga kampung sini yang bekerja disana,” ujar Andi.
Tidak hanya itu, warga juga mengeluhkan setiap lebaran pun tidak pernah ada bantuan dan perhatian dari LDC bagi warga sekitar. "Kami tidak diberikan bantuan apa-apa walaupun setahun sekali, tidak pernah merasakan kompensasi selama berdirinya perusahaan.
Hal senada juga diungkapkan Arif yang mengatakan, asap limbah pembakaran batubara yang keluar dari cerobong asap LDC berdampak pada air yang biasa digunakan warga jadi berwarna hitam yang mengakibatkan kulit gatal-gatal dan debu batubara mengotori rumah warga yang berada disekitar pabrik.
"Warga Kampung Jambu mengeluhkan polusi asap pembakaran batu bara yang keluar dari cerobong asap pabrik. Asap yang keluar membawa debu yang beterbangan ke permukiman warga sekitar. Sejumlah warga kedapatan mengidap ISPA diduga dampak dari polusi itu. Beberapa anak juga mengalami batuk pilek disertai demam berkepanjangan. Namun, disayangkan tidak ada juga perhatian dari perusahaan.





