Suaralampung.com. Paslonkada nomer urut 2 berlatar belakang akademisi-politisi, Edy-Pai yang diusung Koalisi Lambar Berganti (Partai Demokrat, PPP, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKS, PKB), akan tetap kritis terhadap capaian pembangunan di daerah teringgal ke-14 di Provinsi Lampung itu.
Bukan hanya "prestasi" menyedihkan yang ditorehkan selama daerah tersebut menapaki usianya ke-26 tahun 2017 nanti, tapi juga masalah sosial, pemerintahan, kesehatan, dan pendidikan. "Tentu Edy-Pai akan selalu kritis atas capaian pemerintah itu. Masa ia di usianya yang kini memasuki tahun ke-26, Lambar justru tertinggal ke-14 dari 15 kabupaten atau kota di Lampung. Ini kan nampak seperti ironi yang dipertontonkan," jelas jurubicara Edy-Pai, Andi Gunawan, Jumat (02/12).
Andi menegaskan, empat item pokok bahasan akan menjadi primadona pertanyaan nan kritis bagi Edy-Pai terhadap calon lain dan secara tidak langsung pemerintah saat ini tentunya. "Seperti masalah kesehatan, pendidikan, sosial, pemerintahan, kemasyarakat, dan juga infrastruktur. Bagaimana dampak atas terkonsentrasinya pembangunan di daerah tertentu, misalnya. Kenapa pula yang jadi camat sebagian besar berlatar belakang guru. Ini masalah serius yang harus segera dicarikan solusi."
Andi juga berharap pada debat yang dijadualkan dilangsungkan akhir bulan Desember ini, mampu menghadirkan resume dari argumentasi masuk akal yang terjangkau akal sehat. Lebih dari itu, apa yang dilontarkan kandidat harus terukur dan bisa dijalankan ketika nanti terpilih yang berorentasi pada pemerataan dan keadilan, pemerintahan yang bersih dan berwibawa. "Itu akan tercapai manakala kue pembangunannya proporsional, pejabatnya yang berlatar belakang keterampilan terkait, dan lain sebagainya," pungkas Andi. (Eko)
