suaralampung.com - Lampung Utara - Dikarenakan harga jual singkong anjlok, ratusan masyarakat mengatas namakan Persatuan Petani Singkong Lampung Utara (Lampura), menggelar aksi demo ke kantor Pemkab (Pemerintah Kabupaten) setempat, para pendemo menuntut pemerintah menekan perusahaan diwilayah Lampura menaikkan harga beli singkong dari masyarakat. Senin (23/1/2017)
Adi Rasyid, selaku Koordinator lapangan aksi unjuk rasa menjelaskan, jika masyarakat petani singkong terpaksa menggelar aksi karena merasa tertekan dengan harga beli perusahaan terhadap singkong warga, sehingga atas dasar itulah, Persatuan Petani Singkong Lampura melakukan aksi dan dalam pernyataan sikap, mereka menyatakan harga singkong anjlok karena adanya impor singkong dari Vietnam dan Thailand. Akibatnya, ketersediaan singkong berlimpah, selain itu, besaran refaksi (potongan) dari perusahaan yakni 20-25 persen, dan tidak konsisten terhadap kesepakatan bersama dengan pemerintah
Masyarakat petani singkong meminta pabrik menaikkan harga pokok singkong. Kemudian pabrik menormalisasi potongan refaksi sebesar 14 persen. "Kami meminta pemkab dan DPRD untuk mengawal kesepakatan antara pemerintah dan pengusaha singkong tentang harga minimum (Rp700/kg), serta meminta pemerintah pusat stop impor singkong dan tapioka". Ujar Rasyid dalam orasinya
Sementara, Sekdakab Lampura Samsir, menanggapi tuntutan tersebut, dirinya akan mengundang perwakilan perusahaan untuk duduk bersama dengan masyarakat dan mencarikan solusi atas keinginan para pengunjuk rasa. "Rencananya pekan depan kami akan undang pihak perusahaan dan perwakilan pengunjuk rasa untuk duduk bersama dan bermusyawarah mencarikan solusi atas persolan ini". Papar Sekda. (RH)
