Suaralampung.com – Lampung Timur - Braja Luhur merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur yang sedang berupaya berbenah diri dengan membangun sejumlah infrastruktur dasar desanya. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
"Saat ini, pembangunan infrastruktur di Braja Luhur sudah dinyatakan selesai 100 persen. Alhamdulillah, peninjauan dilapangan dan pemeriksaaan laporan pertanggung jawaban juga sudah dinyatakan selesai tanpa catatan", ujar Kades Braja Luhur Supratikno di Braja Selebah, Sabtu (5/1/2018).
Menurut Supratikno, keberhasilan membangun infrastruktur di desanya tersebut tak lepas dari peran dan keterlibatan masyarakat dalam tiap tahapannya. Untuk itu, ketika dilakukan penggalian gagasan, penentuan prioritas hingga pekerjaan dan pengawasan, ia selalu melibatkan masyarakat setempat.
"Seluruh rencana kegiatan ini sudah disepakati bersama melalui musyawarah, analisa, skala prioritas dan visi misi desa. Sehingga kesepakatan yang diperoleh benar-benar dari masyarakat dan visi misi desa yang kemudian dimasukan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)", ungkapnya.
Pantauan dilokasi, pembangunan jalan, drainase dan sejumlah infrastruktur di desa penghasil tungku ini memang sudah nampak hasilnya. Namun, upaya maksimal yang dilakukan masyarakat dan pemerintahan Desa Braja Luhur ini belum mampu menyentuh keseluruhan infrastruktur desa yang ada.
Untuk itu, peran pemerintah daerah dan pusat melalui program-program pembangunan desa tentu masih sangat diperlukan di Desa Baraja Luhur. Sehingga dengan adanya program Alokasi Dana Desa dan Dana Desa ini menjadi tumpuhan dan satu-satunya harapan masyarakat guna mempercepat pembangunan.
Sebagai informasi, Barja Luhur tahun ini memiliki APBDes Rp 1.545.054.500. Anggaran ini diterima dari PAD Rp 573.000, ADD Rp 397.711.000, DD Rp 1.025.743.000, BHPR Rp 22.857.000, BKP Rp 6.000.000, BKK Rp 68.600.000, Gerbang Indah Rp 50.000.000, Bantuan Linmas Rp 18.600 dan Silpa tahun 2017 Rp 23.738.500.
Anggaran sebesar itu digunakan untuk untuk penyertaan modal desa Rp 34.989.400 atau 2 persen dari total dana. Kemudian sebesar 6 persen atau Rp 94.950.000 lagi digunakan untuk pembinaan masyarakat, dan sebesar 24 persen atau Rp 365.226.500 digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan desa.
Selain itu, sebesar 13 persen atau Rp 196.160.000 digunakan untuk pemberdayaan masyarakat dan 55 persen atau Rp 853.728.600 digunakan untuk pembangunan bidang infrastruktur desa. Khusus dibidang ini, terdapat alokasi program padat karya tunai sebesar 34,96 persen dari total anggaran pembangunan.
Berita wartawan suaralampung.com
(Rb/Roy).
